Jurus Pemerintah Perkuat Cadangan BBM RI

Pemerintah membutuhkan 2-3 tahun untuk memenuhi cadangan strategis BBM selama 15 hari.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 24 Mar 2016, 21:35 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2016, 21:35 WIB
20160203-Menteri-ESDM-Raker-Dengan-Komisi-VII-DPR-Jakarta-Sudirman-Said-JT
Ekspresi Sudirman Said saat mengikuti raker dengan Komisi VII di Jakarta, Rabu (2/3). Rapat membahas tarif listrik, penerapan subsidi listrik untuk rumah tangga miskin dan evaluasi peralatan pembangkit listrik existing. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah siap mengalokasikan dana ketahanan energi di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membangun cadangan bahan bakar minyak (BBM) nasional.

Dengan anggaran tersebut, Indonesia bisa mempunyai cadangan BBM dalam jangka waktu sampai 30 hari.

Menteri ESDM, Sudirman Said mengungkapkan, Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan mengingatkan untuk membangun cadangan strategis BBM bukan dengan tujuan konsumsi, melainkan disimpan dan dipergunakan untuk kondisi darurat. Ini merupakan amanat dari Undang-undang (UU) Energi.

"Cadangan BBM kita sekarang nol. Apalagi pesan di APBN-Perubahan 2016 akan ada pengurangan (pendapatan). Fiskal kita sedang mengalami tekanan," kata Sudirman di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (24/3/2016).

Ia menjelaskan, pemerintah membuka alokasi uang negara untuk sebagai sumber pemasukan dana ketahanan energi (DKE) meskipun APBN dalam keadaan defisit.

APBN merupakan salah satu dari lima sumber, mulai dari iuran atau premi, pengurasan sumber daya fosil, dan lainnya.  

"Mulai APBN-P akan dialokasikan berapapun kecilnya. Bujet akan dibuka bersama memupuk DKE. Sebagian untuk membangun cadangan strategis dengan dukungan dari PT Pertamina (Persero)," terang Sudirman.

Ia menuturkan, saat ini Kementerian ESDM tengah berdialog atau negosiasi dengan produsen BBM meminta syarat dan ketentuan (terms and conditions) yang fleksibel. Langkah tersebut dilakukan seiring pembangunan tangki BBM.

"Kalau sudah ada uangnya, kita beli dan titip di mana kita beli tapi tetap memperhatikan aspek keamanan," ujar Sudirman.

Ia mengatakan, pemerintah terus menjalin hubungan baik dengan negara-negara produsen minyak, anggota OPEC dan Non OPEC. Dengan begitu, negosiasi akan berjalan lebih lancar untuk diizinkan menyimpan BBM di negara-negara pengimpor minyak ke Indonesia.

"Ini bagian dari negosiasi, Pertamina juga bisa membantu kalau ada cash flow supaya bisa memupuk cadangan strategis," ujar dia.  

Sudirman mengakui, pemerintah membutuhkan 2-3 tahun untuk bisa memenuhi cadangan strategis BBM selama 15 hari. Targetnya mencapai 30 hari pada 4-5 tahun ke depan.

"Cadangan 15 hari butuh anggaran Rp 23 triliun dengan harga sekarang dan waktunya 2-3 tahun. Dibagi 3, ya sekitar Rp 7 triliun-Rp 8 triliun. Tapi tahun ini tidak segitu, berapapun lah untuk nego dengan produsen," tutur Sudirman. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya