Cerita Kehidupan Anak Orang Terkaya Dunia

Bagaimana rasanya jadi anak orang terkaya di dunia?

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 24 Apr 2016, 10:30 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2016, 10:30 WIB
Ilustrasi Orang Kaya
Ilustrasi Orang Kaya

Liputan6.com, Jakarta - Bagaimana rasanya jadi anak orang terkaya di dunia? Pasti yang terbersit di pikiran adalah hidup bergelimang harta dan kemewahan. Mau apapun tinggal tunjuk tangan. Tapi hal itu tak dialami oleh Petter Buffet.

Anak bungsu dari investor sekaligus orang tekrya dunia Warren Buffet mengakku hidup dengan sederhana. Itu juga membuat orang kebanyakan tak percaya jika dia adalah anak Warren Buffet.

"'Tapi kamu sangat terlihat sangat normal` kata sebagian besar orang saat mengetahui diriku adalah putera orang terkaya ketiga dunia saat itu," kata Peter dilansir dari Business Insisder ditulis Minggu (24/4/2016).

Dia mengaku wajar jika orang-orang tak percaya dirinya adalah anak putra miliarder. Hal itu lantaran dia dan kedua kakaknya dibesarkan dengan cara yang sederhana dan tak pernah diberikan kemewahan secara berlebihan oleh sang ayah.

Peter bahkan mengaku tak tahu apa pekerjaan sang ayah hingga ia menginjak usia dewasa.

"Tumbuh dewasa, kami tak pernah tahu apa pekerjaan ayah. Semuanya tampak misterius," kisahnya.

Pertanyaan mengenai pekerjaan sang ayah mulai muncul saat sang kakak perempuan harus mengisi sebuah formulir dari sekolah. Dia mengisinya dengan pekerjaan sebagai `analisis keamanan`, itu karena ayahnya hanya bekerja di depan komputer dengan layar penuh angka-angka yang tak dipahaminya.

"Bagi anak kecil seperti kami saat itu, kami tak pernah paham maksud angka-angka di komputer? dan apa itu Bursa Saham New York, menjual, membeli, semuanya tak kami pahami," tutur Peter.

Buffett memang terkenal sebagai salah satu miliarder yang sederhana. Dia membangun rumah tangga yang normal, hingga bahkan para tetangga tak pernah menyangka bahwa Buffett adalah seorang miliarder.

"Saya jalan kaki ke sekolah negeri, bahkan guru bahasa Inggris saya sama dengan yang dimiliki ibu," katanya.

Butuh sekitar 25 tahun hingga akhirnya Peter mulai memahami apa pekerjaan sang ayah. Meski begitu, karena terbiasa hidup normal, dia sangat bahagia tidak tumbuh dengan manja di atas kekayaan milik sang ayah.

Buffett yang terkenal sederhana bahkan masih tinggal di rumah lamanya. Tak hanya itu, ia juga lebih memilih ponsel biasa dibandingkan smartphone.

"Ayah kami sangat senang membaca. Jika Anda melintasi rumah kami, Anda tak akan menemukan perbedaan apapun dengan tempat tinggal kami pada 1965. Dia merupakan manusia yang konsisten dan itu sangat luar biasa," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya