Liputan6.com, New York - Harga emas naik setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) mempertahankan suku bunga acuannya, tetapi tetap membuka peluang kenaikan mungkin terjadi pada Juni.
Komite menetapkan kebijakannya dengan melihat kondisi pasar tenaga kerja yang meningkat, meskipun terjadi perlambatan ekonomi baru dan tanpa melihat kondisi inflasi.
Mengutip laman Reuters, Kamis (28/4/2016), harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi US$ 1.246.65 per ounce. Harga emas berjangka AS untuk pengiriman April ditutup naik 0,6 persen menjadi US$ 1,249.20 per ounce sebelum pernyataan Fed keluar.
The Fed memang diharapkan untuk mempertahankan suku bunganya stabil bulan ini. Bank sentral AS menaikkan suku pada bulan Desember untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade.
Baca Juga
"Dengan menekankan pertumbuhan risiko global yang diakui lambat, FOMC memberikan eksekusi yang samar-samar tentang langkah di Juni atau Juli tetap terbuka (kenaikan suku bunga)," kata Tai Wong, Direktur Perdagangan Logam Mulia BMO Capital Markets di New York.
Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga. Karena ini menghilangkan peluang bagi investasi yang tidak memberikan imbal hasil, sementara menguatkan dolar.
Advertisement
Di sisi lain, penurunan permintaan dari konsumen utama di Asia kemungkinan akan mendorong harga emas lebih rendah dalam jangka pendek, analis GFMS di Thomson Reuters mengatakan dalam sebuah laporan pada Selasa.
Sedangkan pada logam mulia lainnya, harga perak naik 0,7 persen menjadi US$ 17,28 per ounce, platinum naik 1,3 persen menjadi US$ 1.020,99 dan paladium naik 1,5 persen menjadi US$ 609,71.