Harga Emas Meredup Tertekan Penguatan Dolar

Dolar yang lebih kuat cenderung membebani emas, karena harga logam mulia dalam mata uang AS menjadi lebih mahal untuk pembeli asing.

oleh Nurmayanti diperbarui 21 Mei 2016, 06:30 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2016, 06:30 WIB
Ilustrasi Harga Emas
Ilustrasi Harga Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, New York - Harga emas meredup di akhir pekan ini tertekan penguatan dolar terhadap mata uang utama lainnya. Serta akibat investor yang fokus pada kemungkinan Federal Reserve menaikkan suku bunga pada Juni.

Melansir laman Wall Street Journal, Sabtu (21/5/2016), harga emas untuk pengiriman Juni dijual turun 0,2 persen ke posisi US$ 1.252,90 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange, setelah sempat diperdagangkan setinggi US$ 1.261,20 pada awal sesi.

WSJ Dollar Index, yang mengukur dolar terhadap 16 mata uang lainnya, baru-baru ini naik 0,1 persen ke posisi 87,64. Dolar yang lebih kuat cenderung membebani emas, karena harga logam mulia dalam mata uang AS menjadi lebih mahal untuk pembeli asing.


Harga emas telah melemah minggu ini setelah Federal Reserve pada rilis hasil pertemuannya pada Rabu, menunjukkan kemungkinan sedang mempertimbangkan kenaikan suku bunga pada pertemuan berikutnya di bulan Juni.

Kenaikan suku bunga terjadi jika data ekonomi menampilkan pertumbuhan yang kuat. Hal ini dipastikan akan membebani harga emas, karena logam mulia harus bersaing dengan aset yang memberikan imbal hasil.

"Emas kini memiliki kaki yang ditarik keluar dari bawah," kata Ira Epstein, ahli strategi Grup Linn.

Logam mulia telah meningkat 18 persen secara year to date. Ini setelah ketidakpastian ekonomi membuat investor lebih memilih aset logam mulia.

The Fed juga sebelumnya mengisyaratkan akan bertahap untuk menaikkan suku bunga pada tahun ini, yang mendorong harga emas.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya