Proyek Kabel Bawah Laut Harus Tetap Berjalan

Kabel bawah laut dapat mengalirkan listrik dengan dua arah yaitu dari Sumatra ke Jawa atau dari Jawa ke Sumatra.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 06 Jun 2016, 12:33 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2016, 12:33 WIB
20151217-Sistem-Kelistrikan-Jakarta-AY
Pekerja tengah memasang Trafo IBT 500,000 Kilo Volt di Gardu induk PLN Balaraja, Banten, Kamis (16/12). Pemasangan terafo tersebut diperuntukan untum perkuatan sistem kelistrikan Jakarta-Banten. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - ‎Proyek kabel bawah laut atau High Voltage Direct Current transmission (HVDC) yang menghubungkan jaringan listrik di Jawa dengan Sumatra, dengan daya 500 kilo volt (kV) harus tetap berjalan. Alasannya, proyek jaringan kabel bawah laut tersebut telah tercantum dalam Rencana Usaha Ketenagalistrikan (RUPTL) 2016-2025.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, pembangunan kabel bawah laut yang menghubungkan Jawa dengan Sumatra tersebut menjadi kepentingan nasional, yang menjadi satu paket dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumatra Selatan 8, 9,dan 10.

"HVDC masuk, PLTU Sumsel 8, 9, 10 masuk. Pokoknya kita koreksi sesuai kepentingan nasional," kata Sudirman, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin ( 6/ 6/ 2016 ).

Sudirman menjelaskan, kabel bawah laut tersebut nanti dapat mengalirkan listrik dengan dua arah yaitu dari Sumatra ke Jawa atau dari Jawa ke Sumatra. Tergantung kebutuhan dan ketersediaan daya listrik antara Jawa dan Sumatra.

"Kabel bawah laut adalah jalur yang bisa dipakai untuk saling memasok, interkoneksi yang bukan satu arah. Kalau Jawa surplus bisa dipasok ke Sumatra, kalau Sumatra surplus bisa dipasok ke Jawa, jadi gunanya untuk menstabilkan," ungkap dia.

Proyek kabel bawah laut Jawa Sumatra tersebut telah masuk dalam RUPTL 2016-2025, yang RUPTL tersebut akan diterbitkan dalam waktu dekat ini. "‎RUPTL sudah selesai dan segera dipublikasikan," tegas Sudirman.

Sebelumnya pada 30 Mei 2016, PLN sedang mengkaji ulang proyek pembangunan kabel bawah laut. Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, tujuan pembangunan proyek kabel bawah laut ini untuk mengalirkan listrik dari Sumatra menuju Jawa. Menurut Sofyan, proyek ini perlu dikaji ulang karena pencanangan proyek ini di 2007 lalu dan saat ini kondisi kelistrikan kedua pulau sudah berbeda.

"Sementara sedang dikaji olehPLN. Nanti selesai pengkajian 1 sampai 2 bulan ini baru diumumkan keputusannya," tutur Sofyan, beberapa waktu lalu.‎

Sofyan mengungkapkan, faktor yang menjadi pertumbuhan dalam menjalankan ‎proyek kabel bawah laut Jakarta-Sumatra ini adalah faktor keekonomiannya. Apakah proyek ini memberikan nilai ekonomi yang sesuai dengan biaya yang akan dikeluarkan.

Selain itu, faktor lain yang menjadi pertimbangan adalah masalah teknis dimana kebutuhan listrik di Sumatra terus bertambah besar. Sementara untuk di Jawa nanti akan ada tambahan pasokan 23 ribu Mega Watt (MW). Tambahan pasokan listrik di Jawa tersebut tercantum dalam Rencana Usaha Penyedia Ketenagalistrikan (RUPTL).

"Ketiga, pengkajian dari rencana tersebut yang sudah terlampau lama. Jadi seharusnya ada pengkajian lagi," tutur Sofyan.

PLN sendiri ingin memprioritaskan pembangunan jaringan terintegrasi di sumatra. Langkah tersebut untuk memperkuat pasokan dan penyebaran listrik di wilayah tersebut.

"Sampai saat ini Sumatra belum terintegrasi. Pantai timur belum ada, pantai barat juga belum ada. Jaringan di tengah masih terputus-putus. Masih banyak beberapa pemadaman. Bagaimana kalau listrik di bawa ke Jawa? Apa tidak marah orang Sumatra?" ungkap Sofyan.

Menurut Sofyan, dana yang semula akan digunakan untuk membangun kabel bawah laut Jakarta-Sumatra ini bisa dialihkan untuk membangun jaringan di Sumatra. Langkah tersebut lebih bermanfaat untuk meningkatkan integrasi antar daerah di Sumatra sehingga pasokan semakin kuat. ‎

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya