Usul DPR Agar Biaya Listrik dan Energi Bisa Murah

Pemerintah dinilai masih punya potensi untuk menurunkan harga energi dan tidak mengurangi subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) dan listrik

oleh Septian Deny diperbarui 17 Jun 2016, 09:45 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2016, 09:45 WIB
Listrik
Biaya Listrik dan Logisitik

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dinilai masih punya potensi untuk menurunkan harga energi dan tidak mengurangi subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) jenis solar ‎dan listrik, yang akhirnya bisa menekan biaya logistik dan produksi. Hal ini bisa dilakukan jika pemerintah mampu mengatasi inefisiensi yang terjadi di Pertamina dan PLN.

Anggota Komisi VI DPR Bambang Haryo Soekartono menilai, pemerintah selama ini belum mampu ‎menekan kedua BUMN tersebut untuk lebih efisien dalam menjalankan kegiatan usahanya. Akibatnya, harga energi yang dijual pun menjadi lebih mahal.

"Pemerintah terkesan masih membiarkan adanya inefisiensi sehingga harga energi menjadi mahal. Pemerintah harusnya tidak hanya bisa mempertahankan subsidi, tetapi juga menurunkan harga energi kalau masalah inefisiensi ini bisa dibereskan," ujar dia di Jakarta, Jumat (17/6/2016).

Menurut Bambang, adanya inefisiensi produksi BBM antara lain terlihat dari harga BBM di Indonesia dijual lebih mahal dari negara lain. Sebagai perbandingan menurutnya, harga bensin RON 90 (Petrol 90) di Malaysia hanya 1,2 ringgit atau Rp 3.890 per liter, sedangkan harga Pertalite (setara Petrol 90) di Indonesia Rp 7.100 per liter.

Demikian juga dengan Pertamax Plus (RON 95), Pertamina menjual seharga Rp 8.450 per liter, sedangkan Petronas Malaysia menjual Petrol 95 seharga 1,7 ringgit atau Rp 5.510 per liter.

‎Demikian juga yang terjadi pada energi listrik. Bambang mengatakan tarif listrik juga seharusnya bisa turun. Pasalnya, saat ini harga bahan baku pembangkitnya seperti batubara dan minyak dunia masih rendah sehingga bisa menekan biaya produksi listrik.

"Pemerintah justru menaikkan tarif listrik. ‎Ini membuat penurunan biaya produksi listrik tidak bisa dinikmati oleh konsumen, terutama rumah tangga serta 57 juta usaha kecil dan menengah," kata dia.

Oleh sebab itu, Bambang berharap pemerintah bisa membuat BUMN-BUMN yang bertugas menyediakan energi untuk lebih efisien. Dengan demikian, harga energi yang dijual akan lebih murah dan membawa dampak yang lebih luas bagi masyarakat.

"Jika harga BBM dan listrik bisa lebih murah, maka biaya produksi dan ongkos logistik pasti lebih murah, dan harga barang pun akan turun. Selanjutnya daya beli masyarakat akan meningkat, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya