Hilangkan Praktik Mafia, Pertamina Bisa Hemat US$ 340 Juta

PT Pertamina (Persero) memperkirakan bisa melakukan penghematan US$ 340 juta atau Rp 4,48 triliun sepanjang tahun ini.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 30 Jun 2016, 14:25 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2016, 14:25 WIB
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto
PT Pertamina (Persero) memperkirakan bisa melakukan penghematan US$ 340 juta atau Rp 4,48 triliun sepanjang tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) memperkirakan bisa melakukan penghematan US$ 340 juta atau Rp 4,48 triliun (estimasi kurs: 13.180 per dolar AS) sepanjang tahun ini. Salah satu landasan perhitungan Pertamina, penghematan tersebut berasal dari penanganan yang proaktif terhadap mafia dengan membubarkan Pertamina Energy Trading Limited (Petral).

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, Pertamina telah melikuidasi Petral pada tahun lalu. Likuditasi ini dilakukan karena adanya praktik-praktik yang membuat pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak efisien. Petral merupakan anak usaha Pertamina yang bergerak di bidang jual beli BBM. 

Oleh Pertamina, fungsi Petral dialihkan ke Integrated Supply Chain (ISC). Di unit usaha ini, terdapat efisiensi dalam berbagai pengadaan termasuk salah satunya adalah efisiensi dalam pengadaan hydrocarbon. 

"Khusus untuk pengadaan hydrocarbon, efisiensi yang mampu dilakukan oleh ISC sudah mencapai US$ 61,90 juta hingga Mei 2016. Sedangkan targetnya sendiri sampai akhir tahun bisa mencapai US$ 33 juta," kata Dwi, di Jakarta, (30/6/2016).

‎ Dwi berharap, Pertamina bisa terus meningkatkan efisiensi sehingga bisa berpengaruh kepada penghematan anggaran. Dengan peralihan pengadaan BBM dari Petral ke ISC tersebut, Pertamina berharap sepanjang tahun ini bisa melakukan penghematan US$ 340 juta.

"Jadi memang terbukti bahwa yang kami lakukan dengan membubarkan Petral sangat berdampak kepada penghematan," ungkap Dwi.

Secara rinci, Dwi menjelaskan, ISC mampu melakukan penghematan karena perhitungan acuan harga yaitu MOPS plus alpa terus mengalami penurunan. "Efisiensi pengadaan hydrocarbon dengan acuan MOPS plus alpa yang lalu masih tinggi. Setelah melalui ISC alpha menjadi turun. Semester I lalu di -194, saat ini sudah -228," terang Dwi.

Pertamina menekan harga pembelian BBM dan minyak mentah dengan membuka peluang kepada semua pemasok. Dengan begitu dapat menghilangkan praktik mafia yang memonopoli pengadaan minyak.

"Menekan harga pembelian impor produk kita, di crude juga, kita open saja siapa pun yang mau suplay ke Pertamina, mudah-mudahan kita bisa menghindari praktik-praktik sebelumnya karena keterbukaan kita bisa menghilang mafia," tutup Dwi.

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya