Jokowi: Hadapi Persaingan, Koperasi Harus Mau Bergabung

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para pelaku usaha nasional untuk siap menghadapi persaingan global.

oleh Arthur Gideon diperbarui 22 Jul 2016, 11:46 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2016, 11:46 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para pelaku usaha nasional untuk siap menghadapi persaingan global.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para pelaku usaha nasional untuk siap menghadapi persaingan global.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para pelaku usaha nasional untuk siap menghadapi persaingan global. Menurut Jokowi, persaingan yang saat ini terjadi tidak lagi dalam skala kecil, namun sudah dalam skala besar karena sudah menembus antarnegara dan wilayah.

“Saya ingin mengingatkan betul, agar kita sadar betul bahwa kita sudah masuk kepada persaingan global. Bukan antarindividu, bukan antarkabupaten, bukan antarprovinsi, tetapi sudah antarnegara. Belum nanti persaingan antarkawasan dengan blok-blok perdagangannya,” kata Jokowi seperti dikutip dari laman setkab.go.id, Jumat (22/7/2016).

Untuk menghadapinya, Jokowi meminta agar semua pelaku usaha termasuk usaha kecil dan menengah serta koperasi di Indonesia untuk berbenah diri. Jokowi pun menyarankan agar kepada para pelaku usaha koperasi di Indonesia untuk saling bergabung, sehingga akan membuat sebuah usaha memiliki skala ekonomi yang tinggi.

“Negara saja bergabung kok, ya kan? Uni Eropa bergabung, TPP bergabung, RCEP bergabung, ASEAN bergabung. Kalau kita dan koperasi yang kecil tidak bergabung, akan jadi apa kita?” kata dia.

Mengutip laporan Menteri Koperasi dan UKM, bahwa ada 212 ribu koperasi di Indonesia, tapi yang aktif hanya 150 ribu. Berarti sekitar 62 ribu tidak aktif. “Ini potret yang harus kita sampaikan apa adanya. Tapi kita harus memperbaiki, harus dibenahi,” ungkap Jokowi.

Dengan bergabungnya para pelaku usaha koperasi ke dalam satu kesatuan, maka akan diperoleh kemudahan pembiayaan dari pihak perbankan. Selain itu, rencana bisnis juga akan lebih mudah untuk dibuat. “Dapatnya kalo pinjam tidak hanya Rp 20 juta, karena bareng-bareng pinjam bisa seperti korporasi, Rp 2 triliun-Rp 3 triliun. Ini yang bisa efisien dan bisa bersaing,” jelas dia.

Adaptasi

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyinggung perkembangan teknologi yang begitu cepat sebagai tantangan utama bagi gerakan koperasi di era digital seperti sekarang ini. Menurut Jokowi, tantangan tersebut haruslah disambut oleh para pelaku usaha koperasi di Indonesia dan beradaptasi dengannya agar mampu memenangkan persaingan.

“Ini adalah tantangan bersama, utamanya di hari koperasi ini, inilah tantangan utama gerakan koperasi di era milenium. Oleh sebab itu, kita perlu beradaptasi dan mereformasi koperasi kita,” ucap dia.

Adaptasi terhadap segala perkembangan teknologi yang begitu cepat, lanjut Presiden, mutlak diperlukan. Presiden menunjuk contoh, saat ini terjadi pergeseran mengenai bagaimana orang berjualan dan bertransaksi.

“Orang jualan tidak lagi di mall, lalu mall akan jadi apa? Tidak ada yang bisa diperkirakan, karena semua online store di negara lain, tidak hanya di Indonesia, sudah bergerak begitu cepat. Itu akan menjadi malapetaka kalau kita tidak bisa beradaptasi dengan cepat,” tutur Presiden. (Gdn/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya