Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyindir para gubernur yang tak rajin mencairkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sehingga belum ada penyerapan yang signifikan. Dana tersebut justru mengendap di bank.
Salah satu provinsi yang mendapat perhatian Jokowi adalah DKI Jakarta. Provinsi yang dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tersebut masih menyimpan anggaran Rp 13 triliun. Jumlah APBD DKI Jakarta yang belum terserap hingga Juni 2016 tersebut menjadi yang paling tinggi di antara seluruh provinsi di Indonesia.
Menanggapi hal itu, Ahok pun beralasan bahwa dana itu belum terserap karena sejumlah proyek belum terselesaikan hingga pertengahan tahun ini. "Itu ada uang yang belum kami keluarkan karena memang proyek kalau belum jadi belum dibayar. Tapi secara cash flow bagi hasil dari perusahaan, kan cash flow selalu bayar di ujung," kata Ahok di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (4/8/2016).
Advertisement
Baca Juga
Untuk itu, dirinya mengusulkan kepada Menteri Keuangan untuk tahun depan, khusus untuk Provinsi DKI Jakarta, arus kas tidak ditransfer pada awal tahun, melainkan pada pertengahan tahun.
Selain menimbulkan kesan penyerapan anggaran DKI Jakarta rendah, dengan masuknya arus kas ke pemerintah daerah, maka tagihan pajak juga bisa langsung masuk.
"Kami tidak usah ditransfer bulan Januari-Februari mungkin ditransfernya di April sehingga uang bisa dipakai arus kas buat dipakai daerah lain," ucap Ahok.
Dengan mekanisme ini, Ahok yakin juga akan lebih mempermudah Menteri Keuangan dalam mengatur keuangan di masing-masing daerah.
Namun begitu, Ahok meyakini penyerapan anggaran pada 2016 ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya. Bahkan Ahok optimistis penyerapan anggaran DKI Jakarta mencapai 90 persen pada akhir tahun. (Yas/Gdn)