Merpati Gandeng Garuda Indonesia Kelola Bisnis Bengkel Pesawat

Kerja sama keduanya meliputi pemeliharaan pesawat.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 06 Sep 2016, 13:39 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2016, 13:39 WIB
Pesawat Merpati

Liputan6.com, Jakarta PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) melalui anak usahanya Merpati Maintenance Facility (MMF) bekerjasama dengan anak usaha PT Garuda Indonesia Airlines, Garuda Maintenance Facility (GMF). Kerja sama keduanya meliputi pemeliharaan pesawat.

Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang pengelolaan bisnis perawatan pesawat antara ‎MMF dengan GMF

Penandatanganan sendiri dilakukan hari ini di kantor Merpati‎ oleh Dirut GMF Juliandra Nurtjahjo dan Dirut MMF Suharto, yang disaksikan Dirut Merpati Capt. Asep Ekanugraha dan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha, Kementerian BUMN Aloysius K. Ro.

Direktur Utama GMF Juliandra Nurtjaho mengatakan, tertarik untuk bersinergi dengan MMF selain karena dorongan dari pemegang saham dalam rangka penyelematan Merpati, juga terkait dengan potensi yang dimiliki MMF untuk dikembangkan.

"Merpati memiliki kemampuan perawatan pesawat bermesin turbo propeller dan punya fasilitas atau bengkel di Surabaya, yang melayani perawatan pesawat yang beroperasi di wilayah Timur Indonesia, sedangkan Garuda memiliki kapasitas yang lebih besar dengan menguasai bisnis perawatan jenis turbo jet," ujar Juliandra melalui keterangannya, Selasa (6/9/2016).

Juliandra menambahkan, ‎keingingan GMF untuk bermitra dengan MMF sejalan dengan peningkatan kapasitas perawatan pesawat di Tanah Air yang saat ini terus meningkat. Saat ini setidaknya ada 900 unit pesawat yang membutuhkan perawatan secara rutin.

Di kesempatan yang sama, ‎Aloysius menambahkan kerjasama operasi GMF-MMF merupakan langkah lanjutan dalam pelaksanaan restrukturisasi Merpati, mulai dari kebijakan merumahkan karyawan, memberdayakan MMF, hingga ke depan mencari investor untuk menghidupkan kembali perusahaan.

"Sinergi antara GMF dengan Merpati kerjasamanya bersifat setara, saling mengisi sesuai dengan kapasitas masing-masing. Kita menyerahkan kemitraan kedua pihak secara bisnis (b to b)," tambah Aloysius.

Dijelaskan Aloysius sendiri, setelah penjajakan dilakukan maka kerjasama operasi ini secara resmi dapat dimulai pada Oktober 2016‎.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya