Liputan6.com, Jakarta Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menargetkan jumlah pengguna transportasi massal di wilayah Jabodetabek mencapai 60 persen pada 2029. Saat ini jumlah pengguna transportasi massal tersebut baru 15 persen.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan BPTJ Suharto mengatakan, peningkatan jumlah pengguna transportasi massal ini akan meningkat secara bertahap seiring dengan terbangunnya beberapa proyek infrastruktur transportasi massal seperti pengembangan kereta api (KA), MRT dan LRT.
"Pada 2019 kita harapkan naik jadi 40 persen, kemudian ada lompatan dari 2019 ke 2024 menjadi 50 persen dan sampai 2029 berubah menjadi 60 persen," ujar dia dalam diskusi Forum Public Automated People Mover di Jakarta, Selasa (13/9/2016).
Advertisement
Suharto menjelaskan, salah satu yang menjadi fokus pengembangan transportasi massal di Jabodetabek yaitu antara Jakarta-Bekasi (Cikarang). Hal ini penting karena Bekasi merupakan salah satu tempat investasi bisnis dan mempunyai sejumlah kawasan industri yang terus berkembang.
"Setiap harinya adanya 47,5 juta pergerakan di Jabodetabek dan 15 persennya dari Bekasi. Ini kita targetkan dari Cikarang (Bekasi) ke Monas (pusat kota Jakarta) hanya 1,5 jam," kata dia.
Suharto mengungkapkan, untuk meningkatkan pengguna transportasi massal ini, pemerintah terus menggenjot penyelesaian double-double track dari Jakarta ke Cikarang. Selain itu, masih ada proyek pembangunan LRT dari Cawang ke Bekasi Timur,
"Sekarang jalur Jakarta-Cikarang yang paling padat. Namun, dengan adanya LRT yang nantinya akan ke sampai ke Cikarang (lanjutan dari Bekasi Timur ) dan kita akan percepatan jalur double-double track sampai ke Cikarang, maka kalau sudah ada akan lebih mudah," tandas dia.