Nuklir untuk Kesejahteraan Rakyat Perlu Kerja Sama Internasional

Menristekdikti Mohammad Nasir menuturkan, saat ini penerapan dan pemanfaatan nuklir untuk kesejahteraan masyarakat masih hadapi kendala.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 27 Sep 2016, 20:54 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2016, 20:54 WIB
Menristekdikti Mohammad Nasir
Menristekdikti Mohammad Nasir (Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir minta agar implementasi program nuklir bagi kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan melalui kerangka kerja sama internasional.

"Seperti diketahui bersama penerapan dan pemanfaatan nuklir untuk kesejahteraan masyarakat seperti di bidang pangan dan energi, sampai saat ini masih menghadapi berbagai kendala di setiap negara," kata Menteri Nasir dalam pidatonya pada sidang Badan Tenaga Atom dan Energi Internasional (IAEA), di Wina, Austria, seperti dikutip dari keterangan tertulis Selasa (27/9/2016).

Pidato Nasir yang merupakan pernyataan resmi Pemerintah Indonesia itu diapresiasi oleh seluruh peserta sidang IAEA ke-60.

Oleh karena itu, dia menuturkan, diperlukan kerja sama secara internasional yang dapat dipatuhi oleh semua negara.

Pertemuan ini dibuka oleh Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano dan diselenggarakan pada 26-30 September 2016.

IAEA melaksanakan pertemuan dan sidang ke-60 dengan mangajak negara-negara anggotanya untuk meniadakan aktivitas dan penggunaan nuklir untuk persenjataan.

Dalam pidatonya, Yukiya Amano menyampaikan, aktivitas IAEA ditujukan untuk mencegah penyebarluasan senjata nuklir antara lain dengan mengimbau negara-negara anggota agar dapat mengimplementasikan protokol tambahan di masing-masing negara.

"Peran penting sains dan teknologi nuklir dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat antara lain di bidang kesehatan, pangan, dan energi," kata Amano.

Pada pertemuan tersebut delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Menristekdikti Mohamad Nasir yang didampingi oleh Duta Besar RI untuk  Austria, Kepala BAPETEN, Kepala BATAN, serta Sekretaris Jenderal dan Direktur Jenderal Kelembagaan  Kemenristekdikti, para pejabat  eselon 1 dan 2 dari BAPETEN dan BATAN.

Keikutsertaan delegasi RI dalam sidang ini dilengkapi dengan 'booth' Pemerintah Indonesia dalam pameran, yang diwakili oleh BATAN dan BAPETEN.

Booth ini  memamerkan hasil budidaya bibit unggul melalui teknik radiasi, selain dilaksanakan juga hospitality event. Pengunjung yang hadir mendapat kesempatan untuk mencicipi berbagai masakan olahan berbahan dasar kedelai hasil mutasi genetik yang dilakukan BATAN.

Dirjen IAEA Yukiya Amano bersama salah seorang deputinya menyempatkan hadir dalam hospitality event yang diadakan. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya