Liputan6.com, Jayapura - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan adanya ketidakadilan harga bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Papua. Di wilayah tersebut, ada masyarakat yang harus merogoh kocek Rp 70 ribu-100 ribu untuk membeli 1 liter BBM.
Jokowi mengatakan, saat mengunjungi Papua untuk meresmikan beberapa proyek dan memantau perkembangan pembangunan di Papua, ia mendapat laporan, ada wilayah yang harga BBM masih jauh di atas normal.
Kondisi tersebut jauh berbeda dengan Jawa yang harga BBM untuk jenis Premium Rp 6.450 per liter dan Pertamax di kisaran Rp 7.000 per liter.
Advertisement
Baca Juga
"Ada ketidakadilan, di Jawa hanya Rp 7.000 di sini Pak Kapolda menyampaikan di atas atau di wilayah pegunungan Papua ada yang mencapai Rp 100 ribu per liter, di Wamena Rp 70 ribu per liter," kata Jokowi, saat menghadiri peresmian enam infrastruktur kelistrikan untuk Papua dan Papua Barat, di Gardu Induk Waena, Jayapura, Papua, Senin (17/10/2016).
Menurutnya, ketimpangan itu tidak boleh terjadi. Oleh karena itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta kepada semua pihak untuk mewujudkan keseimbangan harga BBM dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia.
"Tidak bisa ini begini terus. Jadi di barat, di tengah, dan di timur harusnya sama harganya," tegas Jokowi.
Jokowi pun menuntut PT Pertamina (Persero) sebagai kepanjangan tangan Pemerintah dalam penyediaan BBM, untuk memenuhi kebutuhan BBM di wilayah yang masih di atas harga normal, agar harga BBM merata.
Pertamina sebagai badan usaha milik negara (BUMN) tidak boleh memikirkan kerugian dan harus memasok BBM wilayah yang biaya pengiriman mahal. Dia juga meminta Menteri BUMN Rini Soemarno memikirkan jalan keluar agar harga BBM sama, tanpa memikirkan kerugian Pertamina.
"Bu Menteri, Pak Dirut Pertamina menyampaikan ke saya kalau jual RP 7.000 per liter rugi banyak sekali. Ini bukan urusan untung rugi, saya minta Bu Menteri jalan keluar yang penting harga sama di Jawa Rp 6.450 per liter," tutup Jokowi. (Pew/Gdn)