Jokowi Temukan Ketidakadilan Harga BBM di Papua

Pertamina sebagai BUMN tidak boleh memikirkan kerugian karena memasok BBM ke Papua.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Okt 2016, 16:33 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2016, 16:33 WIB
Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak boleh memikirkan kerugian karena memasok BBM ke Papua.
Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak boleh memikirkan kerugian karena memasok BBM ke Papua.

Liputan6.com, Jayapura - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan adanya ketidakadilan harga bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Papua. Di wilayah tersebut, ada masyarakat yang harus merogoh kocek Rp 70 ribu-100 ribu untuk membeli 1 liter BBM.

Jokowi mengatakan, saat mengunjungi Papua untuk meresmikan beberapa proyek dan memantau perkembangan pembangunan di Papua, ia mendapat laporan, ada wilayah yang harga BBM masih jauh di atas normal. 

Kondisi tersebut jauh berbeda dengan Jawa yang harga BBM untuk jenis Premium Rp 6.450 per liter dan Pertamax di kisaran Rp 7.000 per liter.

"Ada ketidakadilan, di Jawa hanya Rp 7.000 di sini Pak Kapolda menyampaikan di atas atau di wilayah pegunungan Papua ada yang mencapai Rp 100 ribu per liter, di Wamena Rp 70 ribu per liter," kata Jokowi, saat menghadiri peresmian enam infrastruktur kelistrikan untuk Papua dan Papua Barat, di Gardu Induk Waena, Jayapura, Papua, Senin (17/10/2016).

Menurutnya, ketimpangan itu tidak boleh terjadi. Oleh karena itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta kepada semua pihak untuk mewujudkan keseimbangan harga BBM dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia.

‎"Tidak bisa ini begini terus. Jadi di barat, di tengah, dan di timur harusnya sama harganya," tegas Jokowi.

Jokowi pun menuntut PT Pertamina (Persero) sebagai kepanjangan tangan Pemerintah dalam penyediaan BBM, untuk memenuhi kebutuhan BBM di wilayah yang masih di atas harga normal, agar harga BBM merata.

Pertamina sebagai badan usaha milik negara (BUMN) tidak boleh memikirkan kerugian dan harus memasok BBM wilayah yang biaya ‎pengiriman mahal. Dia juga meminta Menteri BUMN Rini Soemarno memikirkan jalan keluar agar harga BBM sama, tanpa memikirkan kerugian Pertamina.

"Bu Menteri, Pak Dirut Pertamina menyampaikan ke saya kalau jual RP 7.000 per liter rugi banyak sekali. Ini bukan urusan untung rugi, saya minta Bu Menteri jalan keluar yang penting harga sama di Jawa Rp 6.450 per liter," tutup Jokowi. (Pew/Gdn)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya