Liputan6.com, Jakarta PT Dirgantara Indonesia (DI) meminta bantuan pemerintah untuk mempermudah rencana ekspor dua jenis pesawat yang hasil produksinya. Langkah ekspor ini bisa terlaksana dengan memanfaatkan dana penugasan khusus (national interest account/NIA) yang digunakan sebagai kredit pembeli dan modal kerja melalui Indonesia Exim bank.
Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengatakan, dana Indonesia Exim bank akan digunakan untuk mendukung rencana ekspor pesawat N-235 dan N-212. PT DI mengajukan penggunaan dana NIA senilai Rp 400 miliar untuk mendukung aktivitas ekspor perusahaan ke beberapa negara Afrika dan Asia.
“Kami mencoba untuk ekspor, beberapa negara punya uang, tetapi beberapa negara masih butuh financing," ujar dia di Jakarta, Jumat (18/11/2016).
Baca Juga
Menurut Budi, kedua jenis pesawat tersebut layak mendapatkan dukungan dana dari NIA karena merupakan produk hasil pengembangan nasional hingga dikuasai 100 persen oleh PT DI.
“Pesawat-pesawat itu adalah milik kita seluruhnya. Harga pesawat N-235 sekitar USD25 juta, sedangkan N-212 kira-kira separuhnya,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Perindustrin (Menperin) Airlangga Hartarto menyatakan akan mendukung pengembangan industri kedirgantaraan di dalam negeri. Industri ini berkembang dan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dengan kenaikan jumlah lalu lintas udara, baik penumpang maupun untuk arus barang.
“Pertumbuhan jumlah penumpang udara domestik meningkat rata-rata 15 persen per tahun selama 10 tahun terakhir, sedangkan jumlah penumpang udara internasional hingga naik sekitar 8 persen dan Indonesia adalah merupakan negara terbesar ke-3 di Asia dalam pembelian pesawat udara setelah China dan India,” kata dia.
Saat ini, lanjut Airlangga, Indonesia telah memiliki infrastruktur dalam rangka pengembangan industri kedirgantaraan. Salah satunya adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang bersama PT DI sedang mengembangkan pesawat jenis N219, yaitu pesawat berpenumpang 19 orang.
Selanjutnya, akan terus dikembangkan pesawat jenis N245 dan pesawat N270. Sedangkan, di sektor swasta, PT Regio Aviasi Industri juga sedang mengembangkan pesawat R80, yaitu pesawat berpenumpang 80-90 orang yang diinisiasi oleh B.J. Habibie.
"PT DI sebagai BUMN sampai saat ini telah memproduksi beberapa jenis pesawat berbasis propeler dan beberapa jenis helikopter yang merupakan join produksi dengan Bell Helicopter dan Eurocopter,” tandas dia.(Dny/Nrm)
Advertisement