RI Perjuangkan 5 Komoditas Unggulan Masuk Pernyataan APEC

‎Pemerintah mendorong masuknya 5 komoditas potensial dalam pernyataan bersama pemimpin ekonomi 21 negara anggota APEC.

oleh Septian Deny diperbarui 20 Nov 2016, 16:55 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2016, 16:55 WIB

Liputan6.com, Jakarta ‎Pemerintah mendorong masuknya 5 komoditas potensial dalam pernyataan bersama pemimpin ekonomi 21 negara anggota APEC. Hal tersebut menjadi agenda yang diusung Indonesia dalam konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC 2016).

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, 5 komoditas tersebut antara lain minyak sawit mentah, karet alam, rotan alam, kertas, dan produk perikanan. Kelima komoditas ini dinilai berperan penting dalam kegiatan ekonomi di sektor riil dan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

"Apabila komoditas tersebut diterima, perdagangan dan investasi yang berkaitan dengan komoditas itu tentunya akan meningkat termasuk pertumbuhan di sektor industrinya,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (20/11/2016).

Dia menjelaskan, selama dua tahun terakhir ini, pemerintah telah berupaya melobi agar produk-produk tersebut bisa masuk pernyataan bersama pemimpin APEC. Terlebih lagi, minyak sawit mentah merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia.

"Kami akan tetap memperjuangkannya dalam pertemuan kali ini," kata dia.

Di samping itu, Indonesia juga terus bernegosiasi secara bilateral dengan Tiongkok dan Australia untuk mendorong ekspor biodiesel ke dua negara tersebut. Langkah ini merupakan bagian dari upaya menyeimbangkan neraca perdagangan kedua belah pihak karena selama ini Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan dengan ke dua negara tersebut.

Kehadiran Airlangga dalam KTT tersebut dalam rangka mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Selain Airlangga, turut hadir dalam KTT APEC 2016 yaitu Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Wakil Menteri Luar Negeri A.M Fachir, dan Staf Khusus Wakil Presiden Sofjan Wanandi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya