Ada Aksi Damai 2 Desember, Menko Darmin Ungkap Kuatnya Ekonomi RI

Ekonomi Indonesia tidak terdampak aksi damai 2 Desember dan demo buruh pada hari ini (2/12/2016).

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 02 Des 2016, 14:54 WIB
Diterbitkan 02 Des 2016, 14:54 WIB
20161202-Aksi-2-Desember-Jakarta-Petugas-Kebersihan-FP
Dua petugas kebersihan DKI Jakarta membersihkan sampah usai aksi damai 2 Desember di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (2/12). Aksi damai 2 Desember digelar sebagai lanjutan dari aksi 4 November 2016. (Liputan6.com/Ferbian Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menegaskan bahwa ekonomi Indonesia tidak terdampak aksi damai 2 Desember dan demo buruh pada hari ini (2/12/2016). Menurutnya, itu karena Indonesia mempunyai fundamental ekonomi yang cukup kuat sehingga tak mudah rapuh oleh faktor demo maupun ketidakpastian ekonomi dunia.

‎"Fundamental ekonomi kita kuat. Lalu situasi demo ini bagaimana? Kita mengapresiasi, senang dengarnya bahwa demo ini damai, tenang. Jadi sampai sekarang kita menganggap tidak ada gangguan berarti," ujar Darmin saat ditemui di rumah dinasnya, Jakarta, Jumat siang ini.

‎Darmin menyebut indikator yang menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia sangat sehat dan kuat saat ini. Pertama, katanya, pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,02 persen di kuartal III-2016 dan secara keseluruhan 5,04 persen (Januari-September).

"Kedua, walaupun ada kenaikan harga pada banyak kebutuhan pokok ‎di November, inflasi masih di kisaran 3 persen. Ketiga, neraca pembayaran ekspor dan impor meski belum pulih, tapi defisit transaksi berjalan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun," ujarnya.

Dari datanya, defisit transaksi berjalan Indonesia pada kuartal III ini turun menjadi 1,8 persen terhadap PDB dari sebelumnya 2,2 persen dari PDB. "Jadi walaupun terjadi gonjang-ganjing di pasar global, total neraca pembayaran Indonesia masih surplus. Kalau surplus, artinya cadangan devisa naik yang saat ini US$ 115,7 miliar," ujar Darmin.

Keempat, lanjutnya, pertumbuhan kredit pada Oktober ini meningkat menjadi lebih dari 7 persen. Sementara bulan-bulan sebelumnya penyaluran kredit bertumbuh 6-6,5 persen.

"Walaupun ada tekanan di pasar internasional, seperti Brexit, terpilihnya Donald Trump Presiden AS, rupiah kita secara year to data menguat. Kalaupun terdepresiasi tidak besar dibanding negara lain. Jadi, dilihat dari semua itu aspek fundamental kita kuat," tegas Darmin seraya menegaskan bahwa Demo 2 Desember tak mengganggu ekonomi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya