KEIN: 4 Sektor Bisa Jadi Kekuatan RI Bangun Ekonomi

Potensi Indonesia yang memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berlimpah akan menjadi basis membangun ekonomi.

oleh Nurmayanti diperbarui 09 Des 2016, 17:18 WIB
Diterbitkan 09 Des 2016, 17:18 WIB
Ekonomi
KEIN menilai potensi Indonesia yang memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berlimpah akan menjadi basis membangun ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir mengaku telah meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera mengeksekusi terkait peta jalan pengembangan industri nasional ke depan.

“Di antaranya, kami mengusulkan industri agribisnis, maritim, kreatif dan pariwisata sebagai empat sektor prioritas yang memiliki kekuatan untuk membangun ekonomi Indonesia,” ujar dia pada acara Focus Group Discussion Industri Pilihan KEIN dalam Kerangka Strategi Industrialisasi Indonesia di Bogor, Jumat (9/12/2016).

Soetrisno menambahkan, potensi Indonesia yang memiliki sumber daya alam dan manusia yang berlimpah akan menjadi basis kekuatan dalam strategi membangun industri nasional.

“Kita sudah punya keunggulan komparatif, jika seluruh energi atau kebijakan difokuskan pada empat sektor prioritas tersebut, kita akan punya keunggulan kompetitif,” tuturnya.

Selain itu, diperlukan penanaman rasa nasionalisme kepada masyarakat untuk mencintai dan menggunakan produk dalam negeri.

Sementara itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto optimistis dapat mengembalikan kebangkitan industri nasional (reindustrialisasi) mulai tahun 2017.

Namun, ini membutuhkan komitmen kuat mulai dari stakeholders di hulu sampai hilir, pembuat kebijakan, hingga para pelaku industri.

“Saat ini, saya diamanahkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kembali kontribusi sektor industri terhadap perekonomian Indonesia,” kata Airlangga.

Keyakinan Menperin ini didorong dengan berbagai upaya dan kebijakan pemerintah yang telah dan akan dilakukan, antara lain menciptakan iklim usaha yang kondusif, melakukan deregulasi, menerbitkan paket kebijakan ekonomi, pembangunan infrastruktur dan penurunan harga gas industri.

“Apabila semua itu berjalan baik, target yang ditetapkan bisa tercapai dengan pertumbuhan industri sebesar 5,4 persen, di atas pertumbuhan ekonomi pada tahun depan,” ungkap Airlangga.

Sementara itu, pertumbuhan industri pada tahun 2016 diproyeksikan sekitar 4,8-5,2 persen.

Airlangga menambahkan, Presiden Jokowi juga telah memberikan arahan, peningkatan investasi industri dipacu untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran melalui penciptaan lapangan kerja.

“Target petumbuhan ekonomi tahun 2017 sekitar 5,2 persen dan tahun 2018 sebesar 7 persen, sedangkan untuk investasi tahun 2017 mencapai Rp 600 triliun dan tahun 2018 sebanyak Rp 800 triliun,” tuturnya.

Bahkan, di dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035 yang memuat visi dan misi serta strategi pembangunan industri, pemerintah memiliki beberapa sasaran kuantitatif pembangunan industri secara gradual hingga 2035.

Sasaran itu, sebut Airlangga, antara lain pertumbuhan sektor industri nonmigas sebesar 10,5 persen, kontribusi industri non migas terhadap PDB sebesar 30 persen, serta kontribusi ekspor produk industri terhadap total ekspor sebesar 78,4 persen atau meningkat dari posisi 2015 yang mencapai 70 persen.


Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya