Dwi Soetjipto Ingin Ulang Kesuksesan Semen Indonesia di Pertamina

Adanya Holding BUMN Migas bisa membantu mempercepat penciptaan kemandirian energi.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 25 Jan 2017, 12:15 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2017, 12:15 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Pembentukan induk perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor minyak dan gas (Holding BUMN Migas) bakal memberikan manfaat yang besar bagi PT Pertamina (Persero). Dengan adanya Holding BUMN Migas tersebut bisa mendorong Pertamina untuk mengembangkan usaha.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, holding BUMN Migas memberikan nilai tambah dalam bentuk sinergi. Sinergi yang dimaksud antara lain seperti sinergi dalam hal pembiayaan, investasi, dan peningkatan aset.

"Kalau mengintegrasikan perusahaan dalam bentuk holding yang akan kita dapatkan added value yang diperoleh dari sinergi. Apakah sinergi investasi, operasional, financing sehingga kalau investasi dapat cost lebih murah. Kemudian peningkatan aset sehingga me-leverage kemampuan investasi," jelas dia di Kementerian BUMN Jakarta, Rabu (25/1/2017).

Holding akan memberikan dampak besar. Hal itu sebagaimana yang terjadi pada PT Semen Indonesia Tbk. "Waktu kita menyatukan Semen Indonesia dampaknya cukup besar. Kita bisa mendapatkan peningkatan laba 11 kali lipat dalam tujuh tahun. Market capital 10 kali lipat. Hal-hal itu sesuatu yang tak terbayang," jelas dia.

Pembentukan Holding BUMN Migas sendiri masih meninggu formalitasnya dalam bentuk peraturan pemerintah (PP). Menurut Dwi, saat ini terpenting ialah melakukan sosialisasi pada manfaat holding.

"Kita tinggal formalitas, tapi tentu aspek sosialisasi penting. Misalnya banyak stakeholder belum paham manfaatnya integrasi bisnis, barang kali paling penting bagaimana sinergikan bisnis yang ada," ungkap dia.

Ditanya mengenai realisasi dan skema Holding BUMN Migas, Dwi tak memberikan keterangan rinci."Yang jelas Pertagas, kita satukan BUMN, tinggal mekanisme seperti apa, sehingga aset PGN meningkat dengan adanya penyatuan tersebut," tandas dia.

Sebelumya pada 19 Januari 2017, Guru Besar Ilmu Manajemen Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali menjelaskan, adanya Holding BUMN Migas bisa membantu mempercepat penciptaan kemandirian energi yang menjadi cita-cita Presiden Jokowi yang sudah tertuang dalam Nawa Cita.

"Karena sekarang itu bukan hanya kedaulatan energi, tapi lebih kepada ketahanan energi. Untuk itu kita butuh perusahaan dengan leverage, makanya holding ini sangat bagus," kata dia.

Rhenald ingin pembentukan holding ini bisa lebih cepat. Ini karena momentum harga minyak masih cukup murah ini bisa menjadi kunci kesuksesan holding Pertamina ke depannya.

Di sisi lain, dengan bertambahnya kemampuan Pertamina pasca menjadi holding, perusahaan dapat dengan mudah mendapatkan pinjaman-pinjaman murah dari beberapa sumber di ranah internasional.

"Dengan begitu nanti bisa mengeksplorasi tambang minyak di negara lain lebih banyak lagi," ucap pria yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Angkasa Pura II (Persero) itu.

Mendukung upaya itu, Rhenald menilai dari sisi internal Pertamina juga harus melakukan perubahan. Perubahan ini dilakukan demi menciptakan efisiensi kerja di masing-masing divisi.

"Berikutnya, kita bisa ciptakan efisiensi yang baik, sehingga dari hulu ke hilir itu kita bisa menciptakan harga yang lebih murah ke pelanggan. Karena di dunia ini memang yang dicari harga lebih murah," tutur dia. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya