Liputan6.com, Yogyakarta - PT Pertamina (Persero) bakal menjadi holding minyak dan gas (migas) tahun ini. Ini setelah beberapa peraturan pendukung sudah disetujui oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dan Presiden RI Joko Widodo.
Dengan ada holding energi ini, nantinya bisa membantu mempercepat penciptaan kemandirian energi yang menjadi cita-cita Presiden Jokowi yang sudah tertuang dalam Nawa Cita.
"Karena sekarang itu bukan hanya kedaulatan energi, tapi lebih kepada ketahanan energi. Untuk itu kita butuh perusahaan dengan leverage, makanya holding ini sangat bagus," kata Guru Besar Ilmu Manajemen Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali di Hyatt Regency, Yogyakarta, Kamis (19/1/2017).
Baca Juga
Dia berharap, pembentukan holding ini bisa lebih cepat. Ini karena momentum harga minyak masih cukup murah ini bisa menjadi kunci kesuksesan holding Pertamina ke depannya.
Di sisi lain, dengan bertambahnya kemampuan Pertamina pasca menjadi holding, perusahaan dapat dengan mudah mendapatkan pinjaman-pinjaman murah dari beberapa sumber di ranah internasional.
"Dengan begitu nanti bisa mengeksplorasi tambang minyak di negara lain lebih banyak lagi," ucap pria yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Angkasa Pura II (Persero) itu.
Mendukung upaya itu, Rhenald menilai dari sisi internal Pertamina juga harus melakukan perubahan. Perubahan ini dilakukan demi menciptakan efisiensi kerja di masing-masing divisi.
"Berikutnya, kita bisa ciptakan efisiensi yang baik, sehingga dari hulu ke hilir itu kita bisa menciptakan harga yang lebih murah ke pelanggan. Karena di dunia ini memang yang dicari harga lebih murah," tutur dia. (Yas)
Advertisement