Bertemu Melinda Gates, Jokowi Bahas Keuangan Inklusif

Presiden Jokowi dan Melinda Gates bertemu di Bandara Halim Perdanakusuma.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 23 Mar 2017, 14:27 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2017, 14:27 WIB
Melinda Gates, istri Bill Gates
Melinda Gates, istri Bill Gates. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima Co-Chair and Trustee of the Bill and Melinda Gates Foundation, Melinda Gates di Ruang Suma 1 Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Beberapa hal menjadi pembahasan dalam pertemuan keduanya.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menuturkan,  kedatangan Melinda antara lain ingin meneliti penyakit demam berdarah yang berkembang di Indonesia.

Istri miliarder Bill Gates ini pun ingin melihat perjalanan program keluarga berencana Indonesia yang dinilai cukup menarik perhatian. Serta keuangan inklusif dan program pengentasan kemiskinan.

Di bidang keuangan inklusif, pemberdayaan perempuan, dan pengentasan kemiskinan, Melinda turut menawarkan bantuan.

"Tidak ada konklusi tapi masing-masing menyampaikan akan disampaikan juga di tingkat yang lebih tinggi sehingga nanti lebih konkret," kata dia di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (23/3/2017).

Menteri BUMN Rini Soemarno menambahkan, Presiden menargetkan keuangan inklusif tercapai hingga 75 persen pada 2019.

Melinda Gates juga menyampaikan ketertarikan terhadap beberapa hal dari Indonesia yang bisa diterapkan di negara lain.

Misalnya saja Program keluarga berancana yang dilakukan swasta. Sementara di bidang riset dan teknologi, juga berbagai program seperti branches banking dan mobile banking.

"Menurut mereka sangat bagus. Akan berdiskusi lebih lanjut hal apa saja mereka akan berikan kepada kita tetapi juga mereka juga berharap dengan belajar dari sini mereka bisa bawa juga kerjasama untuk ke negara negara lain," imbuh Rini.

Sementara Senior consultant Bill and Melinda Gates foundation Indonesia Inke Maris mengatakan, program keuangan inklusif di Indonesia berjalan sangat baik. Dari 36 persen penggunaan ditargetkan bisa mencapai 75 persen sampai 2019.

Hal ini membuat pihaknya memilih Indonesia sebagai salah satu negara prioritas untuk menjalin kerja sama. Indonesia juga bisa belajar dari negara-negara seperti Bangladesh, India, Pakistan, Afrika, Nigeria, dan Uganda yang sudah lebih dulu menjalankan keuangan inklusif.

"Masih sedang dikembangkan di Indonesia masih banyak berbagai jenis kartu berbagai jenis program," Inke menjelaskan.

Daerah yang akan diterapkan keuangan inklusif di Indonesia tentu berbeda dengan negara lain. Program ini juga harus dilihat betul perkembangan satu daerah di negara itu.

"Jadi harus dilihat dulu bagaimana perkembangannya di sini dan ke arah mana perkembangan yang terbaik jadi masih pada tingkat itu. Inilah bantuannya ditawarkan oleh Bill and Melinda Gates Foundation," pungkas dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya