BPS: Tarif Taksi Online Lebih Mahal Berdampak Kecil ke Inflasi

Penetapan tarif batas atas dan batas bawah pada taksi online tidak akan berdampak signifikan pada inflasi April 2017.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 03 Apr 2017, 14:50 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2017, 14:50 WIB
Ilustrasi Foto Taksi Online (iStockphoto) ​
Ilustrasi Foto Taksi Online (iStockphoto) ​

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan penyesuaian tarif taksi online dengan aturan batas atas dan bawah per 1 April 2017 tidak akan berdampak terlalu besar terhadap inflasi di April ini. Itu karena peranan transportasi pada Indeks Harga Konsumen (IHK) relatif kecil.

Kepala BPS Suhariyanto atau biasa disapa Kecuk mengungkapkan, kenaikan tarif taksi online yang berlaku mulai April ini pasti akan berpengaruh terhadap inflasi di bulan yang sama.

Namun demikian, BPS belum dapat menghitung seberapa besar sektor ini akan menyumbang ke IHK pada April.

"Mungkin akan berpengaruh ya (ke inflasi Aril), karena berarti harganya akan lebih tinggi, tapi adil untuk taksi konvensional. Seberapa pengaruhnya, kita belum bisa hitung, kan masih bulan depan," jelasnya saat berbincang dengan wartawan di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (3/4/2017).



Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo mengaku, penetapan tarif batas atas dan batas bawah pada taksi online tidak akan berdampak signifikan pada inflasi April 2017.

"Tidak usah khawatir, peranannya kecil kok. Kalaupun ada tidak terlalu besar, dan belum cukup signifikan mempengaruhi secara nasional," dia menerangkan.

Menurut Sasmito, inflasi pada bulan keempat diprediksi bergerak moderat. Perkiraannya, inflasi di April akan lebih banyak dipengaruhi penyesuaian tarif listrik golongan 900 VA yang memiliki peranan 17 persen terhadap keseluruhan pelanggan.

"Kalau di Maret kan penyebabnya kenaikan tarif listrik atas pelanggan yang peranannya 12,6 persen, tapi di April nanti yang 17 persen, jadi pasti dampak ke inflasi ada kenaikan sedikit," tutur dia.

Sementara untuk harga bahan pangan, dia bilang, komoditas beras, cabai, bawang, daging ayam dan telur ayam diprediksi masih akan terus turun sehingga bukan lagi ancaman untuk inflasi April. Potensi kenaikan harga justru terjadi di Mei dan Juni, saat puasa dan Lebaran.

"Kemungkinan untuk beras, cabai, bawang, daging ayam dan telur ayam akan turun. Tapi menjelang puasa tidak terhindarkan lagi, pasti naik. Antisipasinya pemerintah harus menyediakan stok yang lebih banyak, sehingga kalaupun naik tidak akan signifikan," tukas Sasmito.

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya