Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bila Indonesia mencatatkan deflasi pada Maret ini sebesar 0,02 persen. Adapun inflasi tahun kalender sebesar 1,19 persen dan tahun ke tahun mencapai 3,61 persen.
Bila dibandingkan pada bulan yang sama di tahun sebelumnya, Indonesia tercatat mengalami inflasi. Pada Maret 2016, inflasi tercatat sebesar 0,19 persen dan Maret 2015 sebesar 0,17 persen.
"Deflasi Maret 2017 sebesar 0,02 persen. Ini agak di luar dugaan. BI menduga dan ekonom memperkirakan inflasi rendah," jelas Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin (3/4/2017).
Advertisement
Baca Juga
Dia menyebutkan dari 82 kota yang disurvei BPS, terdapat 49 kota mencatatkan deflasi dan 33 kota inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,49 persen. Sementara deflasi terendah tercatat di Padang sebesar 0,01 persen dan Purwokerto 0,01 persen.
Sementara inflasi tertinggi dilaporkan di Merauke sebesar 1,24 persen dan inflasi terendah tercatat di Tembilahan senilai 0,01 persen serta Banjarmasin 0,01 persen.
Adapun pendorong deflasi pada Maret ini karena beberapa sektor.
Pertama, bahan makanan dengan andil deflasi sebesar 0,14 persen. Dengan besaran deflasi sebesar 0,66 persen. Bahan pangan tersebut antara lain, cabai merah, beras, penurunan harga cabai rawit, ikan segar, telur ayam ras, dan bawang putih
Kedua dari sektor transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan andil deflasi 0,03 persen. Sedangkan angka deflasi 0,13 persen.
Ketiga dari sektor perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar dengan andil inflasi 0,07 persen dan inflasi di Maret 0,30 persen.
"Kita khawatirkan Ramadan dan Lebaran pada Mei Juni. Mudah-mudahan pemerintah bisa mengendalikan harga," tutur dia.
Ekonom sebelumnya memang memprediksi, Indonesia akan kembali mencatatkan inflasi sebesar 0,15 persen di Maret 2017 karena kenaikan harga barang-barang yang diatur pemerintah (administered price). Prediksi tersebut lebih rendah dari realisasi inflasi di Februari lalu yang sebesar 0,23 persen.
"Inflasi Maret ini diperkirakan 0,15 persen MoM dan 3,78 persen secara tahunan (Yoy). Inflasi inti di Maret cenderung stabil di kisaran 3,44 persen (Yoy)," kata Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com.
Josua menjelaskan, perkiraan inflasi tersebut didorong kenaikan harga barang yang diatur pemerintah, yakni tarif dasar listrik golongan 900 VA. Penyesuaian tarif listrik pelanggan rumah tangga 900 VA tahap II diberlakukan awal Maret ini berdampak ke sebagian pelanggan prabayar.