Jokowi Bawa Misi Khusus Bidang Ekonomi ke Hong Kong

Presiden Jokowi rencananya akan bertolak ke Hong Kong pada 30 April 2017.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 25 Apr 2017, 14:14 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2017, 14:14 WIB
20161024-Jokowi-Rakor-dengan-Perwira-TNI-Polri-Jakarta-FF
Presiden Joko Widodo. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo dijadwalkan berkunjung ke Hong Kong dalam waktu dekat. Lawatan ke Wilayah Adminstrasi Khusus China tersebut dilaksanakan setelah terlebih dulu melawat ke Filipina.

"Pada 30 April (2017) pagi pak Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Hong Kong," sebut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir dalam press briefing mingguan Kemlu, Kamis (25/4/2017).

Presiden akan berada di Hong Kong selama dua hari. Tujuan utama lawatan adalah memperdalam kerjasama ekonomi kedua pihak, serta memperkuat perlindungan WNI.

"Hong Kong merupakan hub ekonomi terbesar di kawasan, kita ingin tingkatkan konektivitas dengan Hong Kong," sebut pria yang kerap disapa Tata ini.

Untuk bidang ekonomi ada misi khusus yang dibawa Jokowi dan delegasi Indonesia. Mereka ingin agar pengusaha Hong Kong lebih melirik investasi di Tanah Air.

"Kita ingin mendorong investasi agar pengusaha Hong Kong berinvestasi di Indonesia, khususnya bidang infrastruktur dan industri kreatif," paparnya.

"(Kami juga mendorong) percepatan perundingan Hong Kong ASEAN free trade agreement (FTA), yang akan dapat meningkatkan perdagangan kedua kawasan," ujar dia.

Di Hong Kong Jokowi direncanakan bertemu Chief Executive Leung Chun-ying dan beberapa CeO perusahaan. Dalam pertemuan tersebut ada dua nota kesepahaman (MoU) yang akan dicapai.

"Dua MoU terkait kerjasama bisnis dan kedua terkait dibidang kebudayaan," sebut Tata.

Pada 2016, investasi Hong Kong ke Indonesia jumlahnya mencapai US$ 2,25 miliar. Jumlah itu naik dari tahun sebelumnya yang hanya US$ 691 juta.

Perdagangan pun mengalami kenaikan. Jika 2015 nilainya US$ 3,8 miliar, maka pada 2016 angka perdagangan dua arah mencapai US$ 3,9 miliar.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya