Menteri Jonan Sebut Papua Bakal Bebas Gelap Gulita di 2019

Pemerintah bersama PT PLN (Persero) terus berupaya mempercepat pembangunan infrastruktur kelistrikan guna menerasi desa-desa terpencil

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 09 Mei 2017, 22:17 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2017, 22:17 WIB
Ignasius Jonan
Ignasius Jonan berbagi pengalaman tentang lika liku selama menjabat sebagai orang nomor satu di Kementerian ESDM.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah bersama PT PLN (Persero) terus berupaya mempercepat pembangunan infrastruktur kelistrikan guna menerasi desa-desa terpencil dan terpelosok di seluruh Indonesia, terutama di Indonesia Timur, khususnya Provinsi Papua dan Papua Barat. Targetnya seluruh desa di wilayah tersebut akan terang benderang paling cepat awal 2018.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan penambahan listrik mencapai 730 Megawatt (MW) untuk memasok desa-desa di Papua dan Papua Barat hingga 2019. Pasokan listrik ini dipersiapkan dalam rangka penyelenggaraan Pekan Olah Raga Nasional (PON) di Papua pada 2020.

"Targetnya 600 desa di Papua akan terlistriki sampai 2019," kata Jokowi saat acara Groundbreaking PLTMG MPP Jayapura 50 MW di Jayapura, Papua, Selasa (9/5/2017).

Jokowi mengaku, Papua dan Papua Barat akan mendapat tambahan pasokan listrik sebanyak 730 MW pada 2019 atau naik lebih dari dua kali lipat dari saat ini sebanyak 280 MW. Dengan tambahan suplai ini, diharapkan tidak ada lagi kekurangan listrik di desa-desa di Papua dan Papua Barat.

"Artinya sudah lebih dari dua kali lipat, sehingga ‎diharapkan sudah tidak ada kekurangan listrik di desa Papua," tegas Jokowi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan mengungkapkan, sedikitnya 1.800 desa di Papua dan Papua Barat belum tersentuh jaringan listrik. Untuk mempercepatnya, pemerintah menawarkan lamputenaga surya kepada masyarakat di Papua dan Papua Barat untuk rumah tangga yang tidak memiliki akses listrik. Program ini akan berjalan penuh di 2018-2019.

"Hampir 1.800 desa di Papua dan Papua Barat belum ada listriknya. Mungkin nanti 2018-2019, bisa menggunakan lampu tenaga surya. Tidak perlu bayar iuran listrik, tapi bisa dapat empat lampu dan digunakan untuk charge ponsel," jelasnya.

"Mudah-mudahan akhir 2018 atau paling lambat awal 2019 tidak ada desa yang tidak ada lampunya. Walaupun tidak bisa menyalakan TV karena tidak ada listrik, tapi ada lampu untuk belajar," lanjut Jonan.

Sesuai amanat Presiden Jokowi, Kementerian ESDM dan PLN telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro di Papua, Kabupaten Tolikara dengan kapasitas 19 ribu Watt dan bisa menerangi langsung 410 Kepala Keluarga (KK) rata-rata konsumsinya 450 Volt Ampere (VA).

Kemudian ada pembangkit listrik tenaga matahari di Jayawijaya, Jayapura, dan lainnya dengan kapasitas 246 KW yang dapat melistriki 975 KK. Rata-rata pemakaian 250 KwH per Kepala Keluarga. Dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) di Raja Ampat, Manokwari, dan sebagainya yang mampu menerangi 1.000 KK dan terlayani dengan
kapasitas 250 VA per KK.

"Untuk listrik desa di Papua dan Papua Barat sebanyak 92 desa, sedangkan di Maluku dan Maluku Utara 34 desa yang kini terang benderang. Papua dan Papua Barat akan dapat tambahan listrik 450 MW dari 2017-2019 atau naik 1,6 kali untuk PON sehingga listrinya tidak harus bergantian," ucap Jonan.

Listriki 199 Desa di Maluku dan Maluku Utara

Listriki 199 Desa di Maluku dan Maluku Utara

Sementara itu, peningkatan rasio elektrifikasi di Maluku dan Maluku Utara, saat ini PLN bekerja keras untuk dapat melistriki desa dan ibukota kecamatan yang belum berlistrik di kedua provinsi tersebut melalui peresmian PLTU Tidore 2x7 MW.

Guna mendukung hal itu, General Manager PLN M2U Indradi Setiawan mengungkapkan, PLN akan melistriki 199 desa di Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara di 2017. PLN telah berhasil melistriki 13 desa di Provinsi Maluku Utara dan 21 desa di Provinsi Maluku.

"Saat ini, rasio elektrifikasi PLN di Provinsi Maluku Utara hingga sampai dengan sekarang yaitu sebesar 76,26 persen dan ditargetkan hingga 2019 akan mencapai 82,7 persen. Sedangkan untuk di Provinsi Maluku, rasio elektrifikasi PLN hingga saat ini yaitu sebesar 77,44 pesen dan ditargetkan hingga 2019 mencapai 91,6 persen.

"Di 2017 ini, PLN akan kembali melistriki 69 desa dan 18 ibukota kecamatan di Provinsi Maluku Utara serta 104 desa dan 8 ibukota kecamatan di Provinsi Maluku. Hingga 2019, PLN menargetkan dapat melistriki 489 desa dan 48 ibukota kecamatan di Provinsi Maluku dan provinsi Maluku Utara", tegas Indradi.

Di samping melistriki desa dan ibukota kecamatan, PLN di tahun ini juga akan melistriki 9 puskemas di Provinsi Maluku Utara, di mana sebelumnya PLN telah melistriki 5 puskesmas dari total 16 puskemas di provinsi ini. Untuk Provinsi Maluku, PLN telah melistriki 23 puskesmas dari total 25 puskemas

"Direncanakan kita juga akan melistriki 2 puskesmas di 2018," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya