RI Jadi Tuan Rumah Pertemuan Bea Cukai di Asia Tenggara

Hadir dalam pertemuan ini pimpinan Bea Cukai dari 10 negara anggota ASEAN serta Sekretariat ASEAN.

oleh Nurmayanti diperbarui 16 Mei 2017, 14:49 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2017, 14:49 WIB
Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan tahunan para pimpinan Bea Cukai se-Asia Tenggara (ASEAN Directors-General of Customs Meeting) ke-26 yang berlangsung 16 hingga 18 Mei di Bali.(Dok Ditjen Bea Cukai)
Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan tahunan para pimpinan Bea Cukai se-Asia Tenggara (ASEAN Directors-General of Customs Meeting) ke-26 yang berlangsung 16 hingga 18 Mei di Bali.(Dok Ditjen Bea Cukai)

Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjadi tuan rumah pertemuan tahunan para pimpinan Bea Cukai se-Asia Tenggara (ASEAN Directors-General of Customs Meeting) ke-26 yang berlangsung 16 hingga 18 Mei di Bali.

Pada pertemuan ini, Indonesia juga bertindak sebagai chairman pertemuan sekaligus sebagai Ketua ASEAN Customs selama setahun ke depan. Hadir dalam pertemuan ini pimpinan Bea Cukai dari 10 negara anggota ASEAN serta Sekretariat ASEAN.

"Pertemuan ini merupakan forum tertinggi di bidang kepabeanan di ASEAN yang membahas berbagai kepentingan strategis pabean dalam rangka mendukung terwujudnya Masyarakat Ekonomi ASEAN, serta memberi arahan dan keputusan bagi forum kerja sama kepabeanan di bawahnya," menurut penjelasan Ditjen Bea dan Cukai dalam keterangan tertulisnya, Selasa (16/5/2017).

Forum tersebut antara lain, Coordinating Committee on Customs (CCC); Customs Enforcement and Compliance Working Group (CECWG); Customs Capacity Building Working Group (CCB WG) serta Customs Procedures and Trade Facititation Working Group (CPTF WG) yang membawahi Sub Working Group on ASEAN Customs Transit System (SWG ACTS) dan ASEAN Harmonized Tariff Nomenclature Task Force (AHTN TF).

Para pimpinan Bea Cukai ASEAN juga mengadakan pertemuan dengan mitra dialog Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, Korea, serta Australia, dengan mendapat dukungan dari World Customs Organization (WCO).

Diagendakan pula sesi konsultasi perwakilan private sector dari US-ASEAN Business Council (US-ABC), EU-ABC, serta perwakilan private sector dari negara tuan rumah yang merupakan usulan dari Indonesia.

Dalam pertemuan tahunan ini dibahas berbagai langkah strategis yang merupakan rencana pengembangan yang telah dicanangkan di ASEAN. Langkah strategis tersebut digunakan dalam memajukan perdagangan dan investasi di antaranya yang merupakan inisiasi DJBC yaitu:

Usulan jika pertemuan ASEAN Directors-General of Customs dapat membahas isu-isu yang lebih strategis dan dapat menerapkan pendekatan top-down sehingga kinerja working group yang ada di bawahnya dapat lebih terfokus dan terarah.

Kemudian Inisiasi Term of Reference (TOR) Private Sector Engagement di mana akan memberikan kesempatan Bea Cukai di ASEAN Customs untuk berinteraksi dalam private sector.

Hal ini dicanangkan mengingat dapat mendorong private sector nasional, asosiasi nasional, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)/Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk mendapatkan dukungan dalam memajukan perdagangan ASEAN.

Kemudian optimalisasi peran ASEAN Harmonized Tariff Nomenclatrue-Task Force (AHTN-TF), di mana ahli klasifikasi ASEAN dapat berkumpul untuk berdiskusi, belajar, dan berbagi pendapat terkait isu-isu klasifikasi untuk nantinya akan dibawa ke WCO HS Committee.

Inisiasi program capacity building bagi para ahli di masing-masing negara ASEAN. Usulan ini disambut baik oleh negara-negara dan akan ditindaklanjuti dengan melakukan kajian atas pengembangan jaringan training centers dan ahli terakreditasi di ASEAN. Inisiatif ini diharapkan dapat mendorong bertambahnya WCO Accredited Expert di ASEAN.

Beberapa pencapaian terkini yang telah berhasil diselesaikan ASEAN Customs adalah ASEAN Agreement on Customs, Broad Direction for Customs encompassing the period of 10 years (2016-2025), AHTN 2017 dan ASEAN Valuation Training Module yang disusun Indonesia.

Sebagai turunan dari Broad Direction, ASEAN Customs juga telah berhasil menyepakati Strategic Action Plan dan Key Performance Indicators (SAP-KPIs) sebagai bentuk akuntabilitas ASEAN Customs.

ASEAN Single Window turut mengalami kemajuan yang signifikan. ASEAN Customs Transit System (ACTS, Sistem Transit Kepabeanan ASEAN) yang akan menjadi kunci bagi konektivitas ASEAN dan kelancaran arus barang antar negara di ASEAN saat ini berada di fase akhir untuk dapat diberlakukan sepenuhnya.

Private Sector Engagement akan menjadi panduan bagi sektor swasta dalam berkontribusi lebih jauh dalam inisiatif kepabeanan di ASEAN juga sudah berada di tahapan akhir penyelesaian.

ASEAN Customs merupakan salah satu kunci sektoral dalam pilar ekonomi ASEAN terutama dalam bidang Perdagangan dan Transportasi. Di samping itu, kerjasama penegakan hukum (enforcement) di bidang narkotika, barang-barang berbahaya bagi masyarakat, lingkungan hidup, serta praktik-praktik penyelundupan juga merupakan fokus dan kepedulian bersama dari ASEAN Customs.

Pertemuan ASEAN DG Meeting tahun ini bertepatan dengan perayaan 50 tahun ASEAN sehingga diharapkan spirit dan solidaritas ASEAN dapat menjadi modal berharga untuk mewujudkan cita-cita ASEAN.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya