Chandra Asri Cetak Laba Bersih US$ 107,8 Juta pada Kuartal I

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk cetak pendapatan naik 77 persen menjadi US$ 632,7 juta pada kuartal I.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 17 Mei 2017, 15:15 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2017, 15:15 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan yang bergerak di bidang petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk membukukan kinerja positif pada kuartal I 2017. Kinerja laba itu ditopang oleh kenaikan penjualan yang relatif tinggi.

Pada kuartal I tahun ini, pendapatan bersih perseroan sebesar US$ 632,7 juta atau naik 77 persen dibandingkan kuartal sama tahun lalu US$ 358,2 juta. Volume penjualan naik dari 405 kilo ton (KT) menjadi 554 KT.

Laba kotor perseroan naik sebanyak 185 persen menjadi US$ 176,3 juta dari US$ 61,9 juta. Sementara laba bersih naik 181 persen dari US$ 38,4 juta menjadi US$ 107,8 juta.

Presiden Direktur Chandra Asri Petrochemical Erwin Ciputra mengatakan, peningkatan kinerja tersebut tak lepas dari peningkatan kapasitas produksi serta diversifikasi produk.

"Hasil kinerja yang cemerlang ini menegaskan kembali strategi perseroan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan diversifikasi portofolio produk perseroan untuk memberikan nilai lebih tinggi kepada para pemangku kepentingan dan berkontribusi terhadap pertumbuhan industri petrokimia di Indonesia," kata dia, Jakarta, Rabu (17/5/2017).

Untuk mempertahankan kinerja, dia menambahkan, perseroan akan mengoptimalkan produk perseroan.

"Industri petrokimia pada dasarnya bersifat siklikal dan untuk sepanjang tahun 2017 yang tersisa, perseroan akan fokus untuk mempertahankan utilisasi pabrik yang tinggi, menjalankan operasi yang aman dan mengoptimalisasi portofolio produk perseroan," ujar dia.

Perseroan memiliki beberapa rencana ekspansi ke depani yakni peningkatan kapasitas pabrik butadiene sebesar 37 persen menjadi 137KTA. Debottlenecking pabrik polypropylene menjadi 560KTA dari 480KTA.

Perseroan juga berencana membangun pabrik polyethylene baru dengan kapasitas sebesar 400KTA. Di samping itu, perseroan akan melakukan studi kelayakan terkait kompleks petrokimia terintegrasi kedua di Indonesia.

 

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya