Simak 3 Prediksi Harga Emas di Tahun Ini

Harga emas terus menguat sepanjang pekan kemarin dan menuju penguatan terbesar mingguan sejak April.

oleh Nurmayanti diperbarui 22 Mei 2017, 08:15 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2017, 08:15 WIB
Pasar Saham Global Bergejolak, Harga Emas Ikut Turun
Aksi jual terjadi dan kekhawatiran terhadap situasi ekonomi China membuat harga emas turun 0,5 persen menjadi US$ 1.153,60 per ounce.

Liputan6.com, Jakarta Emas menjadi pilihan investasi sebagian besar masyarakat. Beberapa faktor menjadi pemicu naik dan turunnya harga logam mulia ini. Mulai dari kondisi perekonomian, nilai tukar dolar dan yang lainnya.

Seperti pada akhir pekan kemarin, harga emas naik tipis. Harga emas terus menguat sepanjang pekan kemarin dan menuju penguatan terbesar mingguan sejak April.

Pendorong penguatan atau kenaikan harga emas adalah turbulensi politik di Amerika Serikat (AS) yang membuat investor mengoleksi instrumen investasi safe haven.

Mengutip Reuters, Jumat (20/5/2017), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi US$ 1.250 per ounce. Sepanjang pekan ini harga emas di pasar spot telah naik 1,9 persen. Sedangkan harga emas berjangka AS tergelincir 0,1 persen menjadi US$ 1.251,10 per ounce.

Beberapa lembaga keuangan turut mengeluarkan prediksi mereka perihal harga emas di tahun in. Simak ulasannya, seperti mengutip Marketrealist.com, Senin (22/5/2017):

1. Credit Suisse

Analis Credit Suisse (CS) Anita Soni memiliki prospek positif tentang harga emas di tahun ini. Dia percaya bahwa suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) akan secara mengejutkan turun dan memberikan dampak ke harga emas.

Kemudian nilai tukar dolar AS melemah dan bank sentral mengambil sikap dovish. Faktor-faktor ini yang diprediksi bisa mendongkrak harga emas ke posisi US$ 1.400 per ounce pada kuartal 4 tahun ini.

2. USB

Bila Credit Suisse memiliki pandangan harga harga emas akan bullish, UBS justru menurunkan prediksi terhadap harga logam mulia ini. Lembaga ini menilai harga emas akan menguji posisinya di level US$ 1.200 per ounce atau lebih rendah selama tiga bulan ke depan.

Argumen ini mengacu pada premis investor yang melakukan underpriced terkait kemungkinan kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat pada tahun ini, serta memudarnya risiko politik.

3. Goldman Sachs

Analis Goldman Sachs (GS) Max Layton, menilai harga emas bisa jatuh lebih dalam di tahun ini, di mana kemungkinan ini bisa menjadi momen untuk menambah posisi emas.

"Dalam jangka pendek kami kira harga emas akan diperdagangkan moderat cukup rendah. Target 3 bulan kami adalah US$ 1.200  per oz, akibat beberapa katalis bearish belum sepenuhnya bermain keluar," jelas dia.

 

 

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya