Liputan6.com, New York - Harga emas melemah usai catatkan kenaikan dalam tiga sesi berturut-turut. Penurunan harga emas didorong investor mengamati pergerakan dolar Amerika Serikat (AS) dan perkembangan pasar pada pekan ini.
Harga emas untuk pengiriman Agustus turun 0,3 persen atau US$Â 4,3 ke level US$ 1.293,20 per ounce. Sedangkan harga perak untuk pengiriman Juli turun 9 sen atau 0,5 persen menjadi US$ 17,62 per ounce.
"Pasar gugup menjelang pemilihan Inggris. Sebagian besar polling menunjukkan Perdana Menteri Inggris Theresa May akan mendapatkan mayoritas suara meski ukuran kepemimpinannya dipertanyakan," ujar Edward Meir, Konsultan Independent INTL FC Stone, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (8/6/2017).
Advertisement
Baca Juga
"Kalau melihat berita politik sekarang, ada kekhawatiran di pasar emas," tambah Edward Meir.
Selain itu sentimen yang akan pengaruhi harga emas yaitu bank sentral Eropa akan rilis kebijakan moneter pada Kamis pekan ini. Ditambah Mantan Direktur FBI James Comey juga akan menawarkan kesaksian di depan senat mengenai upayanya menyelidiki usaha Rusia mencampuri urusan politik AS.
Meir menuturkan, bank sentral Eropa akan cenderung melakukan kebijakan yang tidak terlalu agresif. Hal ini dapat mempengaruhi harga emas.
Harga komoditas cenderung menguat di tengah kenaikan kekhawatiran geopolitik. Harga emas cenderung menguat di tengah ketidakpastian tersebut. Harga emas bahkan naik satu persen pada perdagangan saham kemarin.
Sedangkan indeks dolar AS naik 0,1 persen usai melemah dalam beberapa hari pada awal Juni 2017. Dolar AS menguat dapat membuat harga komoditas menjadi lebih mahal bagi konsumen yang menggunakan mata uang lainnya.
Kepala Riset CMC Markets Colin Cieszynski menuturkan, kalau harga emas dapat tertekan usai naik baru-baru ini. Harga emas akan coba dekati level resistance US$ 1.295-US$ 1.300 per ounce.
Â