Sri Mulyani: Inflasi Juni Terjaga

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan inflasi pada Juni 2017 akan lebih terkendali.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Jun 2017, 16:45 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2017, 16:45 WIB
20170117- Sri Mulyani dan Rodrigo Chaves-Jakarta- Angga Yuniar
Menkeu Sri Mulyani memberikan paparan kebijakan Indonesia saat Indonesia Economic Quarterly di Jakarta, Selasa (17/1). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan inflasi pada Juni 2017 akan lebih terkendali. Meski pada bulan ini terdapat dua momen yang biasanya menyebabkan kenaikan harga pangan, yaitu Ramadan dan Lebaran.

"Bulan ini inflasi terjaga," ujar dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (13/6/2017).

Dia mengungkapkan, sebenarnya yang mempengaruhi kestabilan harga pangan di Indonesia bukan hanya soal pasokan dan permintaan, tetapi juga rezim perdagangan. Maksudnya, rezim perdagangan yang berupa aksi kartel oleh pihak-pihak ini juga memberikan dampak pada pergerakan harga.

"Di Indonesia ada rezim perdagangan atau kartel atau oligopoli yang menyebabkan supplier mendikte harga. Ini bentuk persaingan tidak sehat," kata dia.

Namun selama ini, lanjut Sri Mulyani, pemerintah terus memerangi praktik-praktik kartel tersebut. Dampaknya, dalam tiga bulan terakhir, komoditas pangan yang biasanya berkontribusi terhadap inflasi justru menyumbang deflasi.

"Menteri Perdagangan terus memerangi praktik perdagangan tidak sehat. Dalam mengelola inflasi 2017, Bank Indonesia juga warning pemerintah menjaga faktor volatile food. Pemerintah dapat menjaga bahan makanan utama deflasi. Presiden juga meminta menjaga daya beli petani. Keseimbangan antara konsumen butuh barang murah dan menjaga kemampuan nilai tukar petani," tandas dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya