Jokowi Pamer Prestasi RI ke Pengusaha Turki

Presiden Jokowi menilai kedua negara harus banyak melakukan kerja sama.

oleh Nurmayanti diperbarui 07 Jul 2017, 10:17 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2017, 10:17 WIB
Erdogan Sambut Jokowi di Istana Turki
Presiden Jokowi bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan pemeriksaan pasukan kehormatan pada upacara kenegaraan di Kompleks Kepresidenan Turki, Ankara, Kamis (6/7). Jokowi akan menghadiri pertemuan bilateral dengan Erdogan. (ADEM ALTAN/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Turki sangat dikenal di Indonesia, meski jarak kedua negara sangat jauh. Mulai dari tayangan drama hingga kesamaan sebagai hub di wilayahnya.

Ini disampaikan Jokowi saat menggelar pertemuan dengan pimpinan perusahaan dari Indonesia dan Turki di Hotel JW Marriot, Ankara, Turki, Kamis sore (6/7/2017) waktu setempat. Ini merupakan agenda terakhir Presiden di Ankara, Turki.

“Dalam beberapa tahun terakhir, serial drama Turki sangat populer di Indonesia,” kata Presiden Jokowi  seperti mengutip laman Sekretariat Kabinet, Jumat (7/7/2017).

Menurut Jokowi, Indonesia dan Turki menunjukkan kesamaan dalam perspektif wilayah. Turki menjadi hub di wilayah regionalnya, sedangkan Indonesia yang memiliki perekonomian terbesar se-Asia Tenggara dan populasinya terbesar keempat di dunia telah menjadi hub di Asia Tenggara.

Untuk itu, Presiden percaya para pebisnis Indonesia akan memilih Turki sebagai hub. Hal serupa dilakukan pebisnis Turki yang memilih Indonesia sebagai hub di Asia Tenggara.

Presiden Jokowi menyampaikan dirinya bersama para menteri telah bertemu dengan Presiden Erdogan dan bersepakat untuk meluncurkan negosiasi kerja sama perdagangan bebas antara Turki dan Indonesia melalui Indonesia – Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA). “Kedua negara harus melakukan banyak kerja sama,” kata Presiden Jokowi.

Berkaitan dengan perbaikan di bidang ekonomi, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa tahun lalu Bank Dunia telah mengubah ranking index kemudahan melakukan bisnis di Indonesia dari urutan 106 menjadi urutan 91.

“Ini merupakan pencapaian yang baik dalam sejarah. Tidak pernah ada negara mana pun yang bisa melompat 15 angka indeks dalam satu tahun,” ucapnya.

Selain itu, kepala negara menambahkan, dua bulan yang lalu, pertama kalinya dalam 20 tahun, obligasi pemerintah Indonesia mendapat peringkat investment grade oleh ketiga lembaga pemeringkat kredit utama, yaitu dari Standar & Poor’s, Moody’s, dan Fitch Rating.

Meskipun diakui masih ada bagian yang harus diperbaiki, masih banyak peraturan, izin, dan larangan. Presiden Jokowi menegaskan, dirinya sangat berkomitmen untuk melanjutkan perbaikan dan memotong peraturan yang menghambat.

Pada pertemuan bisnis ini, Presiden Jokowi ingin mendengar dari para CEO tentang ide dan gagasan yang akan dikerjasamakan. “Yang penting lagi yaitu apa yang dapat saya dan menteri lakukan untuk membantu agar rencana bisa berjalan,” ujarnya.

Setelah mendengarkan pembicaraan dari beberapa CEO, Presiden Jokowi mengucapkan terima kasih atas wawasan, komentar, dan saran yang sudah disampaikan.

“Di akhir diskusi kita, saya dapat mengambil satu kesimpulan, yaitu intinya ‘kapan’, kapan bisa melihat hasilnya? Seperti yang Anda lihat, saya punya menteri dan duta besar di sini bersama saya. Marilah kita bersama berpegangan tangan untuk menindaklanjutinya,” kata Presiden Jokowi mengakhiri pertemuan bisnis.

Usai acara tersebut, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi beserta rombongan meninggalkan Kota Ankara, Turki,  Kamis (6/7) petang untuk melanjutkan perjalanan menghadiri KTT G20 di Hamburg, Jerman.

Pesawat Indonesia One meninggalkan Bandara Esenboga Havalimani Ankara, Turki, setelah Presiden Jokowi telah merampungkan semua agenda kunjungan kenegaraannya di Ankara, Turki.

Tampak dalam rombongan Presiden antara lain Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Luar Negeri, Retno LP. Marsudi, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya