Liputan6.com, Jakarta Total belanja iklan televisi atau adtensity di Indonesia terus tumbuh. Di semester i 2017, total belanja iklan di televisi mencapai Rp 49,95 triliun.
Berdasarkan keterangan dari monitoring yang dilakukan Sigi Kaca Pariwara, menunjukkan bahwa angka Rp 49,95 triliun di semester I tersebut naik 1,5 persen dibanding periode yang sama di tahun lalu, yang mencapai Rp 49,22 triliun.
Kenaikan tersebut tidak terlalu signifikan. Gelaran Pilkada serentak di periode Februari hingga April mendongkrak pertumbuhan meski tidak terlalu menonjol.
Advertisement
Sementara menurut data yang sama, Adtensity mencatat merek produk dari industriu personal care mendominasi Top 1 Brand Spending. Atau artinya, paling banyak belanja iklan.
Selanjutnya disusul oleh industri rokok yang menyumbang 3 merek dalam daftar tersebut.
Berdasarkan merek, Walls adalah merek yang paling besar mengeluarkan dana untuk memasang iklan di televisi. Sepanjang semester 1 2017, total belanja iklan Walls mencapai Rp 968,37 miliar.
Di tempat kedua dan ketiga ditempati oleh merek Dove dan Pond's dengan total belanja masing-masing Rp 703,87 miliar dan Rp 607,40 miliar.
Sementara merek rokok Sampoerna berada di urutan keempat dengan pengeluaran Rp 650,86 miliar. Disusul urutan kelima dan keenam Garnier dan Pepsodent dengan masing-masing pengeluaran Rp 629,09 miliar dan Rp 628,33 miliar.
Kemudian di posisi ketujuh ditempati satu-satunya merek dari industri makanan olahan yang menempati 10 besar merek dengan dana belanja iklan tertinggi di televisi yaitu merek Indomie dengan dana belanja iklan sebesar Rp 607,51 miliar.
Di posisi ke-8 sampai ke-10 ditempati oleh industri rokok dan industri minuman. Merek rokok Djarum dan Gudang Garam di posisi ke-8 dan ke-
10 dengan masing-masing mengeluarkan dana belanja iklan sebesar Rp 525,14 miliar dan Rp 477,08 miliar. Sedangkan di posisi ke-9 ditempati oleh Frisian Flag dengan dana belanja iklan di televisi mencapai Rp 519,30 miliar.