Konsumsi Saat Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi RI

Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2017 pada hari ini.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Agu 2017, 09:31 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2017, 09:31 WIB
20160510- Pasar Tanah Abang-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung membeli pakaian di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (10/5). Peningkatan ekonomi dipicu oleh konsumsi saat Lebaran dan pembangunan infrastruktur. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2017 pada hari ini. Ekonom memperkirakan angka pertumbuhan ekonomi selama kuartal kedua 2017 tidak akan terlalu jauh berbeda dengan kuartal pertama.

Ekonom dari Ekonomi Action Indonesia (Econact), Ronny P Sasmita, memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun 2017 sekitar 5,0-5,07 persen saja. Kontribusi utamanya masih diberikan oleh peningkatan permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga saat Lebaran dan Ramadan lalu. Kedua, akan datang dari investasi pemerintah.

Peningkatan konsumsi rumah tangga pada kuartal II tahun ini, terindikasi dari impor barang konsumsi yang tumbuh 14,5 persen year on year (yoy), meningkat dari kuartal I tahun ini yang tercatat 4,8 persen yoy.

Selain itu, pertumbuhan uang beredar (M1) menunjukkan tren peningkatan dari 14,2 persen yoy pada kuartal I 2019 menjadi 17,8 persen yoy pada kuartal II tahun ini. Ditambah lagi, penjualan ritel dan indeks kepercayaan konsumen pada kuartal II secara rata-rata meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya.

"Sementara itu, peningkatan konsumsi rumah tangga meskipun terbatas, masih dipengaruhi oleh faktor musiman Idul Fitri serta liburan sekolah pada akhir kuartal II," tambah Ronny kepada Liputan6.com, Senin (7/8/2017). 

Ronny yang juga sebagai staf ahli ekonomi Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) melanjutkan, pertumbuhan ekonomi di kuartal II juga akan akan sedikit lebih baik karena didasari harga komoditas primer yang membaik dan surplus ekspor yang meningkat.

Namun, kenaikan memang belum signifikan lantaran pada dasarnya uncertainty masih menghantui gairah konsumen dan produsen. Itu tercermin dari pertumbuhan kredit bank yang hanya 7,6 persen.

Sedangkan, ekonom dari PT Bank Permata Tbk Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II ini diperkirakan mencapai 5,07 persen dibanding kuartal II-2016 (yoy).

Proyeksi tersebut lebih tinggi dari kuartal I-2017 yang tercatat sebesar 5,01 persen (yoy). Menurut Josua, kinerja ekonomi kuartal II-2017 yang diramal 5,07 persen didorong meningkatnya permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga, serta konsumsi dan investasi pemerintah.

Peningkatan konsumsi rumah tangga pada kuartal II di tahun ini terindikasi dari impor barang konsumsi yang tumbuh 14,5 persen (yoy) daripada kuartal I yang tercatat 4,8 persen (yoy).

"Tapi data penjualan otomotif pada kuartal II terjadi perlambatan penjualan mobil tumbuh negatif 5,6 persen (yoy) dari kuartal sebelumnya tumbuh positif 6,2 persen (yoy); sementara laju penjualan motor tercatat -10,9 persen (yoy) dari kuartal sebelumnya -6,8 persen (yoy)," terang Josua.

Josua lebih jauh menjelaskan, indikator proxy dari konsumsi rumah tangga, seperti penjualan ritel dan indeks kepercayaan konsumen pada kuartal II secara rata-rata meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:


Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya