Mendag Bantah Daya Beli Masyarakat Turun

Volume penjualan ritel dinilai masih terhitung baik, bahkan meningkat.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Agu 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2017, 16:00 WIB
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita-Jakarta- Johan Tallo-20170214
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/2). Rapat tersebut membahas harga cabe dan daging sapi yang sempat melonjak tinggi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita membantah jika saat ini tengah terjadi penurunan daya beli di masyarakat. Volume penjualan ritel dinilai masih terhitung baik, bahkan meningkat.

Dia mengatakan, jika melihat daya beli masyarakat berdasarkan penjualan dari sektor ritel, hanya terdapat satu ritel modern yang volume penjualannya menurun, yaitu Hero. Hal tersebut lantaran Hero menutup sebagian gerainya sebagai langkah efisiensi perusahaan.

"Saya katakan hanya satu ritel yang turun, yaitu Hero. Kenapa dia turun? karena dia menutup sebagian outlet-nya di dalam rangka efisiensi, tetapi labanya naik 257 persen. Matahari Department Store yang belum disatukan dengan Matahari.com, itu naik. Indomaret naik, Alfamart naik, semua naik, secara year on year," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Kamis (10/8/2017).

Selain di ritel modern, kata Enggar, penjualan barang-barang untuk kelas menengah ke atas juga masih cukup bagus. Hal ini menunjukkan ekonomi Indonesia masih tumbuh baik.

"Mitra Adiperkasa (MAP) juga tidak turun, itu yang dijual barang-barang branded. Bicara daya beli dan realisasinya, ini lah hasil pertumbuhan ekonomi kita. Bicara pertumbuhan itu Matahari bagus, Ramayana bagus, semua nya meningkat secara year on year," kata dia.‎

Melihat penjualan di ritel modern yang meningkat, ucap Enggar, tidak bisa dikatakan jika daya beli masyarakat menurun. Dia juga meragukan data-data yang menyebut jika daya beli dan penjualan ritel tengah menurun.

"Jadi kalau dibilang turun, data siapa yang bilang turun. Semua bisa diakses karena mereka perusahaan public eksplisit gitu, tidak ada satu pun yang turun. Saya sampaikan kepada Pak Haryadi dan yang lain, kalau ada yang bilang turun itu karena apa? Mana datanya," lanjut dia.

Menurut Enggar, peningkatan dana pihak ketiga (DPK) yang di perbankan lantaran meningkatnya tabungan masyarakat bukan indikator jika masyarakat tengah menahan belanja. Bahkan, meningkatkan DPK ini juga dinilai sebagai bukti jika perekonomian masih cukup baik.

"Kita lihat karena sekarang beberapa indikator ekonomi mikro yang begitu positif adalah tabungannya meningkat tabungan masyarakat meningkat. Artinya dia punya kemampuan ekonomi masing-masing kita, tetapi penjualan tidak turun," tandas dia.

Tonton video menarik berikut ini:

 

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya