Harga Emas Tertekan Drama di Gedung Putih

Harga emas sempat menyentuh level tertinggi sejak 9 November lalu di US$ 1.300,80 per ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 19 Agu 2017, 07:12 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2017, 07:12 WIB
20161024-Menengok Proses Pembuatan Emas Batangan di Rusia-Rusia
Seorang pekerja mengangkat emas batangan 99,99 murni yang selesai dicetak di pabrik logam mulia Krastsvetmet, Rusia, 24 Oktober 2016. Krastsvetmet merupakan salah satu produsen terbesar di dunia dalam industri logam mulia (Reuters/Ilya Naymushin)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melemah usai menyentuh level tertinggi pada perdagangan Jumat. penekan harga emas adalah adanya ketidakpastian politik di Amerika Serikat (AS).

Mengutip Reuters, Sabtu (19/8/2017), harga emas sempat menyentuh level tertinggi sejak 9 November lalu di US$ 1.300,80 per ounce. Namun sayangnya harus kembali tertekan dan merosot ke US$ 1.287,95 per ounce.

Penekan harga emas adalah gocangan yang terjadi di Gedung Putih usai Kepala Strategi Donald Trump, Steve Bannon hengkang pada Jumat 18 Agustus 2017.

Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengonfirmasi hal tersebut, namun tak dijelaskan apakah Bannon mengundurkan diri atau dipecat.

"Kepala Staf Gedung Putih John Kelly dan Steve Bannon telah menyepakati bahwa ini adalah hari terakhir bagi Steve. Kami sangat berterima kasih atas pengabdiannya dan mendoakan yang terbaik," kata Sanders.

"Pengusiran Steve Bannon menjadi sandungan bagi harga emas sehingga tak bisa melanjutkan penguatan," jelas analis logam mulia BMO Capital Markets, New York, AS, Tai Wong.

Pelaku pasar tidak begitu yakin dengan kemampuan dari Presiden Donald Trump dalam memimpin dan menjalankan kebijakan ekonomi.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya