Jokowi Minta Menteri Jaga Momentum Positif Pertumbuhan Ekonomi

Memanfaatkan sejumlah momentum positif bagi Indonesia guna mendorong masuknya investasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Agu 2017, 16:27 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2017, 16:27 WIB
Jokowi Resmikan Pendidikan Vokasi di Cikarang
Presiden Jokowi didampingi Menperin Airlangga Hartanto dan Mendikbud Muhadjir Effendy dalam peluncuran vokasi tahap III yang link and match antar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Barat dengan industri, Jumat (28/7). (Liputan6.com/Angga Yunani)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan investasi merupakan kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh sebab itu, dia meminta para menterinya untuk memanfaatkan sejumlah momentum positif bagi Indonesia guna mendorong masuknya investasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Yang pertama saya ingin berbicara masalah momentum. Sekarang ini kita memiliki momentum kepercayaan internasional terhadap negara kita Indonesia. Ini yang harus kita manfaatkan betul-betul secepat-cepatnya. Momentum tidak akan datang dua atau tiga kali. Ini momentumnya sudah ada di tangan," ujar dia saat membuka sidang kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (29/8/2017).

Dia menjelaskan, sejumlah momentum positif yang tengah didapatkan Indonesia, antara lain kenaikan peringkat investasi menjadi layak investasi (investment grade) dari Fitch Rating dan Standard & Poor's (S&P).

"Yang pertama layak investasi, investment grade dari dari Fitch Rating, dari Moody's, dari S&P itu kepercayaan. Yang kedua, Indonesia sebagai tujuan investasi rangking dulu 8 loncat ke 4. Ini juga merupakan kepercayaan internasional terhadap kita," ucap dia.

Kemudian, Indonesia juga mendapatkan peringkat pertama dalam hal kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah atau Trust and Confidence in National Government. Peringkat ini dikeluarkan Gallup World Poll.

"Di dalam negeri juga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah itu hasil survei Gallup World Poll itu menempatkan Indonesia pada peringkat pertama sebagai negara yang pemerintahnya dipercaya oleh masyarakat sebesar 80 persen. Ini survei yang bukan survei biasa. Ini survei berkelas ini. Ini momentum lagi di dalam negeri kita sendiri," dia menjelaskan.

Inflasi


Sebelumnya, Indonesia juga telah mendapatkan kenaikan peringkat dalam hal kemudahan berinvestasi (ease of doing bussiness), dari peringkat 120 ke 106, dan terakhir ke peringkat 91. Ini juga sebuah loncatan yang memberikan kepercayaan internasional kepada Indonesia.

"Hal seperti ini sekali lagi. Kalau capaian-capaian tersebut masih belum bisa menggerakkan, terutama menurut saya yang pertama ini memang investasi," ucap Jokowi.

Soal peringkat, ujar dia, tingkat inflasi Indonesia yang rendah dalam dua tahun terakhir juga dinilai sebagai momentum untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Rendahnya inflasi ini juga momentum, inflasi kita 2015, 2016 di bawah 4 (persen). Ini momentum. Jangan sampai momentum-momentum yang seperti ini tidak kita manfaatkan, kita biarkan lewat, dan kita tidak mendapatkan apa-apa," tutur dia.

Selanjutnya, momentum yang dimiliki Indonesia semakin diperkuat dengan langkah Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate dari 4,75 persen menjadi 4,5 persen.

"Juga turunnya BI 7 Days Reverse Repo Rate, menjadi 4,5 (persen), ini juga momentum. Momentumnya bertumpuk-tumpuk. Tetapi kalau kita tidak memanfaatkan betul ini jangan sampai ada yang enggak ngerti ada momentum ini," kata dia.

Dengan adanya sejumlah momentum tersebut, ujar Jokowi, para menteri beserta jajarannya diminta untuk bergerak cepat memperbaiki kebijakan di kementerian masing-masing. Dia berharap tidak ada lagi kebijakan yang justru menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi.

‎"Kuncinya ada di investasi. Pertumbuhan ekonomi kuncinya ada di investasi karena dari situlah lapangan pekerjaan bisa terbuka. Pertumbuhan ekonomi bisa kita dapatkan, selain tentu saja ekspor. Tapi ekspor pasar saat ini pasar global masih belum memungkinkan kita untuk menggenjot ekspor tersebut," tandas dia.

Tonton video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya