Mengantar BBM ke Tanah Pattimura

Kapal membawa sekitar 18 drum bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dengan total volume 5.000 liter.

oleh Fitriana Monica Sari diperbarui 04 Okt 2017, 08:15 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2017, 08:15 WIB
(Foto: Pertamina)
Kisah suka duka pengantar BBM di wilayah 3 T

Liputan6.com, Jakarta - Waktu menunjukkan pukul 14.30 WIT, ketika Perahu Galilea menepi di pantai Desa Nolot, Pulau Saparua, Maluku. Kapal ini membawa sekitar 18 drum Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dengan total volume 5.000 Liter.

BBM ini berasal dari Terminal BBM Wayame yang diangkut dengan mobil tangki berkapasitas lima kiloliter Setelah perjalanan sekitar 1 jam, mobil tangki tiba di Dermaga Tulehu untuk memindahkan isi tangkinya ke belasan drum yang sudah siap menanti di pinggir dermaga.

Setelah pengisian selesai, BBM dibawa dengan Perahu Galilea ke Pulau Saparua dengan waktu perjalanan sekitar 3 jam di atas laut. Begitu perahu sampai di dekat pantai, sekitar delapan orang langsung turun ke air dan menunggu di bawah perahu. Demikian mengutip keterangan tertulis, Rabu (4/10/2017).

Rupanya mereka menunggu drum-drum BBM itu diturunkan dan dicemplungkan ke air. Setelah drum mengambang di air, barulah mereka mendorongnya ke daratan dan menggelindingkannya ke tempat yang mudah dijangkau truk.

Kisah suka duka pengantar BBM di wilayah 3 T (Dok: Pertamina)

Selanjutnya, truk akan membawa BBM tersebut ke satu-satunya lembaga penyalur di pulau ini yaitu Agen Premium Minyak dan Solar (APMS) di pusat keramaian Pulau Saparua. Ya, memang unik. Beginilah cara warga Pulau Saparua mendapatkan BBM.

Perjalanan yang panjang dan butuh bantuan banyak pihak. Semuanya tidak gratis. Untuk sekali proses penurunan BBM hingga siap diangkut truk, pengusaha APMS harus merogoh kocek sekitar Rp 180.000 per perahu.

Dalam sehari, ada tiga kali pengantaran dengan perahu. Biaya tersebut belum termasuk biaya pengantaran dengan kapal dan truk ketika tiba di Pulau Saparua. Jarak dari dermaga tempat drum BBM diturunkan ke air hingga ke APMS memakan waktu sekitar 1 jam dengan jalur yang melewati hutan dan tebing.

Cara distribusi bahan bakar minyak memang tidak sama di setiap lokasi. Akan tetapi bagi warga Pulau Saparua, yang merupakan tempat kelahiran Thomas Matulessy atau yang biasa dikenal Pahlawan Pattimura, kedatangan perahu pengantar BBM menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya