Garuda Indonesia Tambah Frekuensi Penerbangan Bali-Melbourne

Penambahan rute penerbangan ini demi mendukung pengembangan dan peningkatan industri pariwisata nasional.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Okt 2017, 17:31 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2017, 17:31 WIB
Garuda Indonesia Airbus A330
Pesawat Airbus A330 yang dipesan Garuda Indonesia tiba di Bandara Soekarno Hatta pada 23 Juli 2009. (AFP / Arif Ariadi)

Liputan6.com, Jakarta Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia akan menambah frekuensi penerbangan rute Denpasar – Melbourne, dari tujuh kali menjadi delapan kali per minggu. Penambahan rute penerbangan ini demi mendukung pengembangan dan peningkatan industri pariwisata nasional. 

Penambahan frekuensi ini juga untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat dari penumpang Australia dan Indonesia, khususnya Melbourne – Denpasar dan sebaliknya. Penambahan frekuensi penerbangan tersebut akan berlaku mulai tanggal 15 Desember 2017.

Direktur Marketing dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia, Nina Sulistyowati mengatakan bahwa penambahan frekuensi penerbangan rute Denpasar – Melbourne PP tersebut merupakan salah satu strategi Garuda Indonesia untuk terus mendorong peningkatan industri pariwisata nasional, khususnya pariwisata Bali dan destinasi di sekitar Bali.

“Harapan kami kiranya, penambahan frekuensi penerbangan tersebut akan mampu menampung peningkatan jumlah wisatawan Australia dari Melbourne dan Australia. Upaya ini juga bagian dukungan Garuda Indonesia terhadap pemenuhan target Kementerian Pariwisata untuk mendatangkan 20 juta wisatawan asing ke Indonesia hingga tahun 2019 mendatang,” papar Nina dalam keterangannya, Kamis (12/10/2017).

Frekuensi penerbangan tambahan Jakarta – Melbourne PP tersebut dioperasikan setiap hari Jumat, yaitu keberangkatan dari Denpasar pada pukul 09.00 WITA, dan akan tiba di Melbourne pada pukul 16.35 LT. Kemudian akan berangkat kembali dari Melbourne pada pukul 18.00 LT, dan akan tiba di Jakarta pada pukul 22.10 WITA.

Saat ini Garuda Indonesia telah melayani sebanyak 34 penerbangan dari Indonesia ke Australia meliputi Jakarta – Melbourne vv (4x seminggu), Jakarta – Sydney vv (5x seminggu), Jakarta – Perth (4x seminggu), Denpasar – Perth (7x seminggu), Denpasar – Sydney (7x seminggu) dan Denpasar – Melbourne vv (7x seminggu).

Seluruh penerbangan tersebut dilayani menggunakan pesawat Airbus 330-200/300 yang berkapasitas sebanyak 287 tempat duduk, kecuali Jakarta – Perth vv saat ini menggunakan pesawat Boeing 737-800 NG dengan kapasitas 162 tempat duduk.

Berkaitan dengan situasi terkini di Bali, Nina juga menambahkan bahwa sampai saat ini tingkat kunjungan ke Bali masih tinggi, penerbangan Garuda Indonesia juga tetap beroperasi normal, dengan tingkat isian pesawat (SLF) tetap tinggi dengan rata-rata isian mencapai 75 hingga 87 persen contohnya penerbangan dari Australia.

Hal ini tambah Nina, membuktikan bahwa pariwisata di Bali tetap menggeliat dan berjalan normal.

Sebelumnya melalui penjelasan resminya Dinas Pariwisata Bali mengatakan bahwa seluruh wisatawan domestik dan asing yang kini berada di Bali tidak perlu khawatir, karena berbagai objek wisata seperti Sanur, Kuta dan Jimbaran berjarak cukup jauh sekitar 72 km dari Gunung Agung tersebut.

Dengan kondisi yang normal tersebut, Dinas Pariwisata Bali juga mengimbau kepada seluruh wisatawan agar tetap berwisata ke Bali, karena ada sembilan bandara alternatif di luar Bali yang telah disiapkan untuk penerbangan jika memang benar-benar abu vulkanik dari Gunung Agung tersebut terdeteksi.

“Kami sebagai maskapai nasional, tentunya selalu siap dan akan terus mendukung pariwisata Bali dengan membawa masyarakat internasional ke Bali untuk dapat menikmati berbagai objek wisata menarik nan eksotis yang selama ini telah menjadi ciri khas Pulau Dewata Bali di mata dunia internasional,” tutup Nina. 

Tonton Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya