Jokowi: Laut Harus Jadi Pusat Pengembangan Ekonomi Anggota APEC

Di Indonesia, pemerintah membangun infrastruktur kelautan seperti pelabuhan, tol laut untuk menciptakan konektivitas.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 12 Nov 2017, 13:45 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2017, 13:45 WIB
PHOTO: Gaya Busana Iriana saat Dampingi Presiden Jokowi di KTT APEC
Presiden RI Joko Widodo (kedua kiri) dan istri Iriana Jokowi (kiri) berpose dengan Presiden Vietnam Tran Dai Quang dan istri saat menghadiri pertemuan para pemimpin konferensi Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di kota Danang, Vietnam, (10/11). (AFP PHOTO / STR)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, laut harus menjadi pusat pembangunan ekonomi bagi anggota APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) karena letak geografisnya yang berada di Samudera Pasifik. Di Indonesia, pemerintah membangun infrastruktur pelabuhan, tol laut untuk menciptakan konektivitas.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam retreat sesi II Pertemuan ke-25 Pemimpin Ekonomi APEC yang bertema ”New Drivers for Regional Trade, Investment, and Connectivity”, di Intercontinental Peninsula Resort, di Da Nang, Vietnam, Sabtu (11/12/2017).

“Laut kita harus menjadi pusat pembangunan ekonomi melalui investasi infrastruktur laut, kegiatan ekonomi berbasis kelautan, integrasi dan pengamanan jaringan transportasi laut, dan pemanfaatan sumber daya kelautan yang berkelanjutan,” kata Jokowi dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (12/11/2017).

Lebih lanjut Presiden mengatakan, Indonesia mendorong pengarusutamaan isu-isu kelautan di APEC, termasuk dalam memerangi IUU (Illegal, Unreported, and Unregulated) fishing, mengatasi sampah plastik di laut, dan membangun sektor kelautan dan perikanan.

“Dalam tiga tahun terakhir, saya memberi perhatian khusus untuk percepat pembangunan infrastruktur laut guna menghubungkan kepulauan Indonesia, termasuk 24 pelabuhan strategis,” ujarnya.

Menurut Jokowi, konsep tol laut yang ada di Indonesia bertujuan untuk membentuk konektivitas pelabuhan besar dan kecil untuk mempersingkat waktu singgah serta pengiriman.

"Juga akan meningkatkan kapasitas pelabuhan, menghubungkan daerah tertinggal terdepan dan terluar, serta menurunkan disparitas harga,” ungkap Presiden Jokowi.

Untuk itu, Presiden Jokowi mendorong investasi APEC di bidang infrastruktur dan penguatan Sumber Daya Manusia untuk meningkatkan produktivitas ekonomi kelautan.

Tol Laut Turunkan Harga Bahan Pokok

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Rektor ITS Joni Hermana bersinergi memacu program Tol Laut dengan inovasi teknologi perkapalan dan kemaritiman. Tol laut sudah bisa menurunkan harga kebutuhan pokok hingga 20 persen di Indonesia timur.

Kerja sama Kemenhub dan ITS tersebut tertuang dalam Nota Kesepahaman yang ditandatangani Menhub dan Rektor ITS pada akhir pekan ini di Gedung Rektorat Ruang Senat ITS, Surabaya.

"Program tol laut untuk angkutan barang di laut telah dapat menurunkan harga kebutuhan pokok di Indonesia bagian timur hingga 20 persen, namun akan terus kita perbaiki, mengingat diakui masih ada kekurangan," kata Budi Karya dalam keterangannya, Minggu (12/11/2017).

Adapun implementasi dari kerja sama itu adalah diharapkan mampu mengatasi aspek teknis, teknologi dan lainnya dalam upaya kelancaran angkutan barang, untuk mengurangi disparitas harga di kawasan Timur.

Selain itu, disampaikan simpul pelabuhan angkutan barang menuju kawasan timur lebih banyak di Surabaya, dari 13 lintasan angkutan barang di laut, 11 lintasan melalui Pelabuhan Tg.Perak Surabaya dan hanya 2 lintasan di Pelabuhan Tanjung Priok.

Pada kesempatan yang sama, Joni Hermana, Rektor ITS mengatakan bahwa saat ini ITS dituntut sebagai agen perubahan untuk senantiasa mengembangkan dan menciptakan inovasi dan kreativitas dalam mendorong aspek kebijakan maritim dan perkapalan, sebagai sumbangsih dan partisipasi pembangunan nasional.

"Penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Kemenhub, memotivasi kami untuk terus meningkatkan penemuan-penemuan yang nantinya dapat dikerjasamakan dengan Kementerian Perhubungan yang lebih teknis, bermanfaat bagi masyarakarat sebagai wujud nyata ITS yang hari ini berulang tahun ke-57," papar Joni.

Dalam acara tersebut, Wakil Rektor 4 Bidang Inovasi, Kerjasama, Kealumnian dan Hubungan Internasional Ketut Buda Artana memaparkan beberapa teknologi inovasi ITS yang ditawarkan potensi kerjasama dengan Kementerian Perhubungan.

Potensi kerja sama tersebut antara lain moda transportasi darat seperti scooter electric, multi purpose car dan sistem monitoring ketinggian kendaraan angkut pada jembatan timbang.

Untuk moda transportasi Laut, ada standar perhitungan konsesi pelabuhan, freight calculator, pengembangan floating infrastruktur, kapal 3 in 1, kapal ternak dan peti kemas lipat, dan Aplikasi keselamatan kapal dan bangunan laut, sedangkan moda transportasi perkeretaapian program National Ship Design and Engineering Center-ITS (NASDEC), exterior dan interior design untuk airport railink service Bandara Soekarno-Hatta, monorail dan tramway for Surabaya Metropolitan, locomotove CC300 dan simulasi penjadwalan MRT, trem dan double track.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya