Liputan6.com, Jakarta - Mata uang digital (criptocurrency) seperti bitcoin makin menarik perhatian. Apalagi nilai bitcoin mencapai level tertinggi US$ 11.000 atau sekitar Rp 148,66 juta (asumsi kurs Rp 13.515 per dolar Amerika Serikat) pada akhir November 2017. Lalu bagaimana perkembangan bitcoin di Indonesia?
CEO Bitcoin Indonesia, Oscar Darmawan menuturkan, bitcoin makin berkembang di Indonesia, meski tidak terlalu signifikan dibanding Jepang dan Eropa. Perkembangan bitcoin di Indonesia, menurut Oscar, didukung oleh anak muda Indonesia yang makin terbuka dengan teknologi. Apalagi mata uang digital bitcoin ini juga memiliki teknologi blockchain yang berkembang baik.
"Anak muda Indonesia lebih banyak dan pintar. Mau terbuka dengan teknologi. Nah teknologi di belakang bitcoin itu ada blockhain yang berkembang baik. Yang paham teknologi baru mengerti mengapa nilai bitcoin naik," jelas Oscar saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Selasa (5/12/2017).
Advertisement
Baca Juga
Akan tetapi, Oscar mengakui meski bitcoin berkembang di Indonesia, banyak pula orang belum memahami bitcoin dan teknologi blockchain yang berada di belakangnya.
"Cara kerja blockchain belum dipahami secara benar. Karena itu ada bilang bitcoin itu seperti mlm (multilevel marketing), investasi bodong, ini mereka tidak pahami. Ini ibarat seperti Indonesia baru mengenal internet pada 1990-an," kata Oscar.
Ia menambahkan, pihaknya menaungi perusahaan bitcoin Indonesia juga dinilai sebagai pengelola bitcoin. Padahal menurut dia, bitcoin Indonesia hanya mempertemukan penjual dan pembeli. Kini anggotanya di bitcoin Indonesia mencapai sekitar 600 ribu. "Kami ini seperti marketplace mempertemukan penjual dan pembeli," kata Oscar.
Selain itu, Oscar menambahkan, bitcoin memang belum dapat dibilang sebagai alat pembayaran di Indonesia. Oscar menuturkan, penggunaan bitcoin sebagian besar di Indonesia dipakai untuk spekulasi. "Bitcoin seperti emas digital," tutur Oscar.
Meski demikian, Oscar optimistis bitcoin berpotensi besar berkembang di Indonesia. Oscar menuturkan, kalau negara lain, yaitu Jepang dan Eropa, bitcoin sudah diterima jadi alat pembayaran. Di Amerika Serikat, bursa berjangka di Chicago akan memasukkan bitcoin dalam transaksi perdagangan. Demikian juga rencananya di bursa Nasdaq.
Oscar menambahkan, perkembangan bitcoin pesat di luar negeri juga didukung perkembangan teknologinya signifikan, ditambah ada regulasinya. Bahkan menurut Oscar, bitcoin juga dianggap sebagai aset safe haven di Jepang. Oscar menuturkan, mata uang virtual seperti bitcoin juga dapat dilacak. Ini menjadi salah satu kelebihan dari bitcoin.
"Di Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa teknologinya sudah lebih dewasa. Perkembangan mata uang digital sudah pesat. Bitcoin masuk mata uang digital juga semakin massif karena regulasi di sana juga memungkinkan," jelas Oscar.
Terkait nilai bitcoin semakin melonjak, Oscar menilai hal itu berkaitan dengan permintaan dan penawaran. Pergerakan nilai bitcoin itu juga berdasarkan kondisi pasar. "Apalagi bursa future di Amerika Serikat juga buka perdagangan untuk bitcoin," ujar Oscar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Â
Transaksi Bitcoin di RI
Sebelumnya, mata uang virtual bitcoin kembali menuai perhatian. Hal itu mengingat nilai bitcoin terus menanjak hingga capai level US$ 11.000. Lalu bagaimana perkembangan bitcoin di Indonesia?
Oscar Darmawan menjelaskan, bila dilihat secara umum mata uang digital terus berkembang. Tak hanya bitcoin, Oscar menuturkan mata uang digital lainnya, etherum, juga ikut berkembang. Ini mengingat teknologi di belakang mata uang digital terutama bitcoin, yaitu blockhain juga berkembang cukup bagus.
Di Indonesia, menurut Oscar, bitcoin juga makin dikenal meski belum signifikan seperti negara lain. Ini didukung dari anak muda Indonesia semakin banyak dan paham teknologi. Kini anggota dari Bitcoin. Indonesia yang ditangani Oscar mencapai sekitar 600 ribu. Oscar menuturkan, sebagian besar anggota Bitcoin Indonesia adalah mahasiswa.
"Indonesia makin berkembang. Anak muda Indonesia banyak dan pintar. Mau terbuka dengan teknologi. Apalagi teknologi blockchain cukup berkembang. Bila paham teknologi, baru mengerti mengapa nilai bitcoin naik," ujar Oscar saat dihubungi Liputan6.com, Senin 4 Desember 2017.
Lebih lanjut ia menuturkan, transaksi bitcoin di Indonesia lebih banyak dipakai untuk spekulasi ketimbang alat pembayaran. Oscar menuturkan, para pemegang bitcoin tersebut menyimpan sebagai aset masing-masing dari setiap individu. "Bitcoin di Indonesia dipakai spekulasi dan tidak jadikan sebagai alat pembayaran," kata dia.
Bank Indonesia (BI) menegaskan, bitcoin bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Bahkan Gubernur BI Agus Martowardojo menuturkan, pihaknya sebagai otoritas menyatakan, jika bitcoin tak masuk dalam alat pembayaran yang sah.
"Itu bukan alat pembayaran. Kalau mau nanya tentang bitcoin perlu memahami posisi dari otoritas adalah mengarahkan itu bukan alat pembayaran yang sah," ujar dia
Terkait hal itu, Oscar sependapat dengan BI. "Bank Indonesia menyatakan rupiah sebagai alat pembayaran yang sah. Saya setuju dengan pendapat BI. Transaksi harus dengan rupiah. bitcoin tidak sebagai alat pembayaran," kata Oscar.
Oscar mengibaratkan bitcoin seperti emas tapi berbentuk digital. Pihaknya pun bukan mengelola bitcoin, tetapi mempertemukan penjual dan pembeli. "Kami ini seperti marketplace yang pertemukan penjual dan pembeli. Kami tangani 15 digital aset," kata Oscar.
Advertisement