Liputan6.com, Jakarta Dampak erupsi Gunung Agung yang mengganggu aktivitas penerbangan masih terus menjadi perhatian pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Instansi ini menyediakan 100 bus per hari untuk membawa pulang wisatawan luar negeri (wisman) di Bali yang sudah habis masa tinggalnya.
Advertisement
Baca Juga
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setyadi mengatakan bus-bus itu nantinya akan digunakan untuk membawa para turis asing ke bandara di Surabaya atau Jakarta.
"Kita (Kemenhub) sedia 100 bus dari Terminal Mengwi Denpasar per harinya, untuk membawa turis ke Surabaya, atau dari Mengwi ke Jakarta," ujar dia kepada Liputan6.com seperti dikutip Kamis (14/12/2017).
Namun, Budi menambahkan, sejauh ini baru sekitar 30 bus yang digunakan wisman setiap harinya.
Transportasi pengganti yang digunakan itu terdiri dari bus Damri dan bus wisata, yang berkapasitas 40-50 penumpang.
Menyangkut biaya, para turis akan dikenakan ongkos Rp 300 ribu untuk pemberangkatan ke Surabaya, dan Rp 600 ribu untuk ke Jakarta. Jumlah tersebut baru akan diminta jika mereka sudah mendapat uang pengembalian (refund) dari pihak maskapai.
Kemenhub sendiri sudah menyediakan 100 bus sejak erupsi pertama Gunung Agung. Kini mereka kembali mempersiapkan dalam jumlah yang sama demi mengantisipasi erupsi lanjutan, serta lonjakan jumlah wisatawan asing yang berakhir masa tinggalnya.
Gunung Agung Erupsi, 50 Persen Turis Batal ke Bali
Erupsi Gunung Agung betul-betul menghantam denyut nadi pariwisata di Bali. Betapa tidak, ribuan turis batal mendarat di Bali, sebagai imbas aktivitas vulkanik gunung setinggi 3.031 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandar Udara (Bandara) I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi menjelaskan, separuh dari jumlah turis yang telah membatalkan rencana kedatangannya ke Pulau Bali. Bahkan, kata Yanus, penurunan jumlah mencapai separuh dari kedatangan normal.
"Sejauh ini perkembangan Bandara Ngurah Rai kita tahu bersama, penumpang itu turun sekitar 40-50 persen. Dari 60 ribu penumpang tinggal tersisa 30-40 ribu penumpang," ucap Yanus di Kuta, Bali, Rabu, 13 Desember 2017.
Ia meminta kepada semua elemen untuk bahu-membahu me-recovery atau memulihkan pariwisata Bali yang tengah anjlok akibat Gunung Agung meletus. Apalagi, sejak gunung yang terletak di Kabupaten Karangsem itu erupsi, terjadi penurunan drastis jumlah kedatangan turis ke Bali.
"Terutama China yang tak mau terbang ke Bali, Jepang juga dan negara-negara tetangga lain,” paparnya.
Kebanyakan dari mereka mengonfirmasi pembatalan kedatangan karena khawatir imbas dari erupsi Gunung Agung yang pernah meletus dahsyat pada 1963 itu.
"Alasan mereka khawatir, tidak berani. Sekarang itu kondisinya hampir semua maskapai mengalami penurunan," ujarnya.
Advertisement