BI Siapkan Rp 193 Triliun untuk Kebutuhan Natal dan Tahun Baru

Rata-rata uang yang diedarkan (UYD) pada akhir tahun dalam 10 tahun terakhir meningkat sebesar 13 persen‎ per tahun.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Des 2017, 21:10 WIB
Diterbitkan 14 Des 2017, 21:10 WIB
20161213-Antrean-Uang-Baru-AY1
Beberapa pecahan uang baru yang sudah dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang dapat ditukarkan di Blok M, Jakarta, Senin (19/12). Bank Indonesia (BI) hari ini meluncurkan 11 uang rupiah Emisi 2016 dengan gambar pahlawan baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyiapkan uang kartal sebanyak Rp 193,9 triliun pada Natal dan Tahun Baru. Uang tersebut siapkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang tunai pada periode tersebut.

Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Eni Panggabean mengatakan, ‎jumlah tersebut terdiri dari uang Rupiah Tahun Emisi (TE) 2016 sebesar Rp 125,8 triliun atau 65 persen dan Uang Rupiah selain TE 2016 sebesar Rp 68,1 triliun atau 35 persen.

Akan tetapi, jumlah ini masih akan bertambah dengan pengiriman Hasil Cetak Sempurna dari Peruri yang mencapai Rp 40,6 triliun sampai dengan Desember 2017.

"35 persen itu emisi yang tahun yang lama sebelum TE 2016. Tahun 2016 yang terbanyak yaitu 65 persen," ujar dia di Kantor BI, Jakarta, Kamis (14/12/2017).

Menurut dia, secara pecahan, outflow untuk Uang Pecahan Besar (UPB) atau Rp 20 ribu ke atas mencapai kurang lebih 97,8 persen atau Rp 88 triliun.

Sedangkan Uang Pecahan Kecil (UPK) atau Rp 10 ribu ke bawah mencapai kurang lebih 2,2 persen Rp 2 triliun.

Hal ini berbeda dengan periode Lebaran dimana preferensi masyarakat pada Natal dan Tahun Baru adalah UPB.

"Untuk pecahan di atas Rp 20 ribuan di atas 97,8 persen, pecahan kecil 2,2 persen. Mungkin agak berbeda dengan Lebaran, kalau ini kan dipakai buat makan, jalan-jalan, dan tidak butuh salam tempel. Jadi Rp 20 ribuan ke atas yang terbanyak atau mencapai 97,8 persen," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Rata-Rata Uang yang Diedarkan

20161213-Antrean-Uang-Baru-AY1
Seorang wanita menunjukan beberapa mata uang baru di Blok M, Jakarta, Senin (19/12). Bank Indonesia (BI) hari ini meluncurkan 11 uang rupiah Emisi 2016 dengan gambar pahlawan baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Eni menjelaskan, rata-rata uang yang diedarkan (UYD) pada akhir tahun dalam 10 tahun terakhir meningkat sebesar 13 persen‎ per tahun. Meski pun dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan UYD tersebut cenderung melambat.

Secara umum, UYD akhir tahun lebih rendah 3 persen-7 persen ‎dibandingkan UYD Lebaran.‎ UYD Lebaran 2017 mencapai Rp 719,5 triliun atau meningkat 12,07 persen dibandingkan Lebaran 2016 yang sebesar Rp 642 triliun. Peningkatan UYD akhir tahun 2017-2018 juga diperkirakan dalam kisaran 10 persen-13 persen.

Jumlah transaksi kas ke atau dari BI (outflow dan inflow) pada periode Natal  dan Akhir Tahun yaitu Desember cenderung meningkat. Dalam beberapa tahun terakhir kenaikan outflow dan inflow Desember meningkat masing-masing 11 persen dan 18 persen per tahun.

"Perkiraan outflow Desember 2017 mencapai Rp 88-93 triliu atau meningkat 10 persen-16 persen dibandingkan tahun 2016 yang Rp 80,3 triliun," ungkap dia.

Menurut Eni, sebelum periode Natal dan Tahun Baru dimulai, Bank Indonesia sudah mulai melakukan distribusi uang untuk memenuhi kebuhan masyarakan akan uang tunai.

Hal ini terlihat dari jumlah penarikan uang tunai oleh perbankan yang sudah mengalami peningkatan sejak minggu pertama Desember 2017.

Selain itu, kebutuhan masyarakat untuk uang tunai akan dipenuhi oleh layanan kas untuk masyarakat yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk di titik-titik keramaian melalui jaringan kantor BI dan perbankan.

Saat ini Bank Indonesia sudah memiliki 155 titik distribusi yang terdiri dari 44 satker kas dan 111 Kas Titipan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya