Kebijakan Kontroversial Trump Tak Pengaruhi Ekspor RI ke AS

Neraca perdagangan antara Indonesia dan AS mengalami surplus sebesar US$ 8,98 miliar di periode Januari-November 2017.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Des 2017, 12:15 WIB
Diterbitkan 15 Des 2017, 12:15 WIB
Capai USD 15,09 Miliar, Ekspor Oktober Meningkat
Suasana bongkar muat di Jakarta International Contener Terminal (JICT),Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (16/11). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Oktober mencapai US$ 15,09 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald J. Trump, dikenal memiliki kebijakan kontroversial, seperti proteksionisme perdagangan, sampai dengan yang terakhir menyebut Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Tindakannya itu menyulut kecaman dari para pemimpin dunia. Kebijakan tersebut tidak berdampak terhadap kinerja ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk, mengungkapkan nilai ekspor Indonesia pada November ini naik tipis 0,26 persen atau senilai US$ 15,28 miliar dibanding bulan sebelumnya. Dibanding periode November 2016 yang sebesar US$ 13,50 miliar, nilai impor bulan kesebelas ini meningkat 13,18 persen.

Secara kumulatif Januari-November ini, nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 153,9 miliar, naik 17,16 persen ‎dari realisasi di periode yang sama tahun lalu senilai US$ 131,4 miliar. Ekspor nonmigas tercatat US$ 139,7 miliar atau naik 16,89 persen dibanding US$ 119,5 miliar.

Ekspor nonmigas terbesar sepanjang Januari-November 2017, yakni lemak dan minyak hewan atau nabati US$ 21,04 miliar atau 15,06 persen‎ dan bahan bakar mineral senilai US$ 19,11 miliar atau 13,68 persen.

"Pangsa pasar ekspor nonmigas terbesar kita selama periode Januari-November ini tidak berubah, yakni China, Jepang, dan Amerika Serikat (AS)," tutur Kecuk saat Rilis Neraca Perdagangan November di kantornya, Jakarta, Jumat (15/12/2017).

Dia menjelaskan, China menjadi negara tujuan ekspor Indonesia terbesar pertama dengan nilai US$ 19,13 miliar di periode 11 bulan ini. Sedangkan Jepang di urutan kedua senilai US$ 13,22 miliar, dan AS di posisi ketiga dengan nilai impor US$ 15,72 miliar.

"Ini artinya ekspor kita ke AS masih kuat, tidak peduli dengan apa yang terjadi di sana dengan komentar apa yang terjadi di sana (AS) dengan komentar-komentar dari presidennya. Ekspor kita masih besar," terang Kecuk.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Indonesia-Amerika Serikat

Capai USD 15,09 Miliar, Ekspor Oktober Meningkat
Dua orang petugas menunggu bongkar muat di Jakarta International Contener Terminal (JICT),Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (16/11). Nilai tersebut mengalami kenaikan 3,62% dibanding bulan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara neraca perdagangan antara Indonesia dan AS mengalami surplus sebesar US$ 8,98 miliar di periode Januari-November 2017.

Adapun ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam pada periode tersebut yang tercatat sebesar US‎$ 15,72 miliar, antara lain:

1. Pakaian senilai US$ 1,93 miliar

2. Aksesoris pakaian US$ 1,83 miliar

3. Karet US$ 1,71 miliar

4. Ikan, cumi-cumi US$ 1,26 miliar

5. Alas kaki US$ 1,22 miliar

6. Minyak hewan nabati US$ 1,14 miliar

7. Mesin dan peralatan listrik US$ 954,51 juta

8. Furnitur US$ 627,85 juta

9. Reaktor nuklir US$ 626,81 juta

10. Teh, kopi senilai US$ 411 juta

11. Preparation of meat /fish US$ 375,89 juta

12. Kayu dan barang-barang dari kayu US$ 344,64 juta

13. Cokelat‎ US$ 278,88 juta

14. Prepared feathers and down US$ 270,41 juta

15. Barang-barang chemical‎ US$ 210,03 juta

16. Lainnya US$ 2,53 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya