Liputan6.com, Jakarta Gelaran Piala Dunia 2018 akan menjadi momen yang dinanti-nantikan bukan hanya bagi para penikmat sepak bola, tetapi juga pelaku industri bisnis. Momen piala dunia ini cukup berpengaruh terhadap tren belanja iklan.
Executive Director, Head of Media Business, Nielsen Indonesia Hellen Katherina menjelaskan, dalam Nielsen Ad Intel mencatat pada Piala Dunia 2010, secara keseluruhan mendorong total belanja iklan lebih tinggi dibanding bulan-bulan di luar pelaksanaan tayangan Piala Dunia 2010.
Tercatat di Juni 2010 dan Juli 2010, total belanja iklan masing-masing mencapai Rp 3,1 triliun, relatif lebih tinggi dari bulan-bulan lainnya di sepanjang 2010.
Advertisement
Selama periode Piala Dunia FIFA 2010 atau pada 11 Juni-11 Juli 2010, total belanja iklan yang tayang pada progam-program pertandingan Piala Dunia saja mencapai Rp 695 miliar dengan jumlah spot iklan sebanyak 10.541 spot iklan.
Baca Juga
Dari sisi kategori produk, kategori produk iklan korporasi menjadi pengiklan terbesar dengan total belanja iklan Rp 116,8 miliar, diikuti oleh kategori rokok kretek dengan belanja iklan sebesar Rp 104,1 miliar.
Sementara itu, Piala Dunia 2014 yang berlangsung di Brasil memberikan cerita yang sedikit berbeda karena bersamaan dengan bulan puasa yang berpengaruh ke kepemirsaan TV.
Nielsen Ad Intel mencatat bahwa selama momen Piala Dunia 2014 dan juga Ramadan, total belanja iklan mencapai lebih dari Rp 7 triliun, angka yang tidak terlihat di bulan-bulan yang lain di tahun tersebut.
Namun, total belanja iklan yang dihasilkan selama tayangan Piala Dunia lebih rendah dibanding Piala Dunia 2010, yaitu mencapai Rp 316 miliar.
Kategori telekomunikasi dan minuman kesehatan masih ada dalam jajaran kategori utama yang mensponsori program tayangan Piala Dunia, dengan nilai belanja iklan masing-masing mencapai Rp 80,4 ,iliar dan Rp 56,7 miliar. Namun kategori rokok tidak lagi ada dalam jajaran sponsor utama.
Telkomsel dan Extra Joss adalah produk dengan iklan terbesar dengan nilai belanja iklan Rp 39,6 miliar dan Rp 35,9 miliar, tidak jauh berbeda dengan yang digelontorkan di Piala Dunia 2010.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perbedaan Waktu
Hellen menjelaskan, perbedaan waktu dengan negara penyelenggara Piala Dunia yang memengaruhi jam tayang merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kepemirsaan TV.
"Selain itu, adanya momen-momen seperti bulan Ramadan juga berpengaruh karena pemirsa TV mempunyai kebiasaan yang berbeda di bulan tersebut.” kata dia.
Dari sisi kepemirsaan, dengan jumlah tayangan pertandingan yang lebih banyak yaitu 204, durasi rata-rata penonton adalah 23 menit untuk setiap pertandingan. Hal ini juga berimbas kepada rata-rata rating yang hanya mencapai 1,6 persen.
Laga dengan rating tertinggi adalah Argentina vs Belgia yang mencapai 6,5 persen dan berhasil merebut 39 persen penonton TV yang aktif di jam tayang tersebut.
Untuk diketahui, informasi belanja iklan diambil dari data Ad Intel yang memonitor aktivitas periklanan Indonesia.
Di tahun 2017, monitoring iklan mencakup 15 stasiun TV nasional, 99 surat kabar dan 120 majalah dan tabloid.
Angka belanja iklan didasarkan pada gross rate card, tanpa menghitung diskon, bonus, promo, harga paket, dan lainnya.
Advertisement