Pertamina Bakal Kelola Blok Terminasi, Ini Kata SKK Migas

Pengelolaan blok terminasi bakal membuat Pertamina mengeluarkan investasi yang tidak sedikit.

oleh Vina A Muliana diperbarui 26 Feb 2018, 17:15 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2018, 17:15 WIB
SKK Migas
Kebutuhan Energi di Indonesia Meningkat Setiap Tahunnya, Terutama pada Sektor Migas

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) ditugaskan pemerintah untuk mengelola delapan blok minyak dan gas bumi (migas) yang habis masa kontraknya (terminasi) tahun ini.

Berbagai persiapan telah dilakukan perusahaan migas pelat merah tersebut, termasuk mengajukan sejumlah proposal yang kini masih menunggu persetujuan pihak Kementerian ESDM.

Pengelolaan blok terminasi bakal membuat Pertamina mengeluarkan investasi yang tidak sedikit. Lantas mampukah Pertamina menjalankan hal tersebut?

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Wisnu Prabowo Taher mengatakan, ia optimistis Pertamina mampu mengelola blok-blok migas habis kontrak. Berdasarkan data faktual, delapan blok migas tersebut memiliki potensi yang baik dalam segi offshore maupun onshore.

"Kalau bicara kemampuan saya pikir Pertamina mampu," kata Wisnu dalam acara diskusi di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (26/2/2018).

Wisnu juga menyoroti pengelolaan Blok Mahakam yang sedang dilakukan Pertamina. SKK Migas bakal melihat bagaimana performa Pertamina dalam mengelola blok tersebut dalam beberapa tahun mendatang.

"Pertamina juga sedang kelola blok mahakam. Ini kita tunggu performa seperti apa. Ini baru bisa kita ukur 1-2 tahun mendatang," kata Wisnu.

Lebih lanjut Wisnu mengatakan, pihaknya akan terus memberikan perhatian khusus pada Pertamina dengan mendorong percepatan perizinan hingga menugaskan analis senior SKK Migas.

Kenaikan harga minyak saat ini dinilai bisa turut mendongkrak eksplorasi migas sehingga target lifting di APBN 2018 bisa tercapai.

"Dengan tambahan delapan WK (Wilayah Kerja) ini akan menjadi chance (peluang) tersendiri bagi Pertamina, dan komitmen kita untuk Pertamina agar bisa menjadi lebih baik," kata dia.

Sebagai informasi, delapan blok terminasi yang akan diserahkan ke Pertamina adalah Blok Tuban, Blok Attaka, Blok South East Sumatera, Blok Tengah, Blok East Kalimantan, Blok North Sumatera Offshore, Blok Ogan Komering, dan Blok Sanga-Sanga.

Pertamina Diyakini Mampu Kelola Blok Terminasi

PT Pertamina (Persero) resmi mengelola delapan blok yang habis masa kontraknya (terminasi) pada tahun ini. Badan usaha milik negara (BUMN) migas ini dinilai mampu mengelolanya.
 
Wakil Komisi VII DPR, Herman Khaeron, optimistis akan kemampuan Pertamina dalam pengelolaan blok minyak dan gas bumi (migas) tersebut. 
 
Dia menilai Pertamina harus diberikan kesempatan dalam mengelola blok migas yang akan habis masa kontraknya.
 
Pengelolaan ini bisa memberi kesempatan bagi anak bangsa untuk mengelola sumber daya alam yang menjadi hajat hidup orang banyak.
 
"Pemerintah harus tegas bahwa kita sudah mampu mengelola wilayah kerja (WK) yang sudah mau berakhir. Jangan ada keraguan ini akan dikelola oleh anak-anak bangsa," kata Herman di acara diskusi Menelisik Kemampuan Pertamina dalam Mengelola Blok Migas Habis Kontrak di Jakarta, Senin (26/2/2018).
 
Lebih lanjut ia mengatakan, kesempatan untuk mengelola blok yang akan habis kontrak ini juga bisa diberikan kepada perusahaan daerah. Hal ini dilakukan agar keuntungan yang didapat bisa langsung disalurkan ke daerah.
 
"Catatan penting, bukan hanya Pertamina yang mampu, BUMD pun sudah mampu. Biar nanti hasilnya bisa langsung dinikmati daerah," tutur Herman.
 
Hal yang sama juga disampaikan Pengamat dan Direktur Eksekutif ReforMiner Komaidi Notonegoro. Ia optimistis Pertamina mampu mengelola blok yang sudah habis kontrak. Meski demikian harus jeli melihat mana WK yang masih memiliki potensi yang besar.
 
"Dalam konteks blok terminasi kita harus melihat jeli. Nah kalau WK yang tua-tua diserahkan ke Pertamina bisa berpotensi menambah cost recovery besar dan marjin kecil. Bagi korporasi ini tidak menarik," jelas dia.
 
 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya