Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi merestui jika kebijakan pembatasan kendaraan melalui jalan tol yang saat ini diberlakukan di Gerbang Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur, juga diimplementasikan di gardu tol lainnya.
Saat ini, kebijakan yang telah di lakukan di Bekasi tersebut sudah terbukti memperlancar arus di jalan tol Jakarta-Cikampek. Pengendara yang biasanya melaju dengan kecepatan 20 km/jam kini bisa melaju hingga 40-50 km/jam.
Oleh karena itu, pihaknya bersama beberapa pemangku kebijakan yang lain tengah merencanakankan penerapan kebijakan yang sama di jalan tol lainnya. Salah satunya jalan tol Jakarta-Tangerang.
Advertisement
Baca Juga
"Mungkin kebijakan yang sama bisa dilakukan di gerbang tol Tangerang yang ke arah barat. Paling mungkin di sana. Kalau Depok Bogor sepertinya tidak akan," kata Budi Karya di DPR RI, Selasa (13/3/2018).
Mengenai kebijakan ganjil genap di gerbang tol ini, dirinya mengaku ada pihak yang pro dan kontra. Meski begitu, dirinya menyikapi hal itu dengan santai.
Ia menuturkan, pentingnya dari kebijakan ganjil genap tersebut untuk meningkatkan pelayanan di jalan tol Jakarta-Cikampek. Terbukti usai diterapkan, jalan tol cukup lancar.
"Berkaitan dengan apa yang kita lakukan di Bekasi di mana ada pro kontra itu biasa. Tapi saya jelaskan, apa yang kita lakukan di Bekasi suatu perbaikan pola transportasi yang ada di Jakarta," tambah dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini;
Selanjutnya
Sementara di kesempatan terpisah, Dewan Transportasi Kota Bekasi (DTKB) dan Dewan Kota Cerdas Bekasi memberikan apresiasi atas keberhasilan diberlakukannya Sistem Ganjil-Genap di Tol Jakarta-Cikampek.
Anggota DTKB, Yayat Supriatna menuturkan, kebijakan tersebut telah membuat arus lalu lintas di ruas tol Jakarta-Cikampek menjadi lancar.
“Dewan Transportasi Kota Bekasi dan Dewan Kota Cerdas Bekasi memberikan apresiasi atas kebijakan dari Pemerintah ini. Walaupun awalnya ada sikap resistensi pro dan kontra, tapi pada praktik dan pelaksanaanya terlihat hasilnya dan masyarakat dapat memahami masalah serta merasakan manfaatnya. Sekarang ini masyarakat merasakan adanya perubahan kecepatan di jalan tol sejak diberlakukan kebijakan ini,” jelas dia.
Yayat menuturkan, pemberlakuan kebijakan ganjil genap ini sudah membuat kultur baru masyarakat Kota Bekasi yaitu penggunaan angkutan umum.
“Sistem ini sudah membangun kultur yang menarik yaitu masyarakat mulai sadar untuk menggunakan angkutan umum. Masyarakat ternyata bisa memahami bahwa layanan angkutan umum secara ekonomi tidak memberatkan mulai dari tarif parkir Rp.10.000. Jadi perbandingan antara pilihan naik kendaraan pribadi atau angkutan umum itu bisa memberikan pengaruh yang signifikan bagi kenyamanan masyarakat,” ujar Yayat.
Perubahan perilaku lainnya yang terjadi sejak diberlakukan sistem ganjil genap adalah masyarakat berangkat lebih awal dari biasanya. “Perilaku yang berubah masyarakat berangkat lebih pagi lagi. Jadi sebenarnya ini hanya pergantian saja, yang hari ini genap karena aturannya ganjil, dia berangkat lebih pagi. Besok yang ganjil berangkatnya lebih pagi,” kata Yayat. (Yas)
Advertisement