Tips Hindari Kejahatan Skimming Kartu ATM

Upaya menghindari kejahatan skimming, ada tips yang harus diketahui masyarakat selaku konsumen bank.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Mar 2018, 17:38 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2018, 17:38 WIB
Skimming
Sejumlah barang bukti pemalsuan dan pencurian data elektronik (skimming) di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (19/3). Polisi menyita 196 kartu ATM, dua alat deep skimmer, laptop, paspor, dan uang tunai Rp 50 juta. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta Kasus duplikasi kartu (skimming) pada sejumlah Anjungan Tunai Mandiri (ATM) milik perbankan nasional kembali mencuat. Untuk menghindari ini, ada tips yang harus diketahui masyarakat selaku konsumen bank.

Seperti diungkapkan Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero), Rohan Hafas. Dia  berbagi tips agar nasabah tidak sampai menjadi korban skimming.

"Antisipasi skimming paling bagus, kami imbau para nasabah pakailah fitur yang sudah lama ada yaitu notifikasi," kata Rohan saat ditemui di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (19/3/2018).

Menurut dia, dengan mengaktifkan fitur notifikasi pesan singkat misalnya, maka semua jenis transaksi yang terjadi bisa langsung diketahui oleh nasabah.

"Kalau ada pengambilan bisa dilihat sendiri oleh nasabah jumlahnya berapa, ada pengambilan atau pemasukan dana itu ada notifikasi yang diterima di SMS, itu paling bagus," dia menjelaskan.

Dengan mengaktifkan fitur tersebut, Rohan mengkaim semua jenis transaksi yang tidak dilakukan oleh nasabah akan langsung terinfo dengan cepat.

"Begitu narik, enggak sampai satu menit itu langsung ada notifikasi ke HP kita bahwa ada pengurangan dan atau penambahan dana ke rekening kita, itu yang paling bagus," dia melanjutkan.

Meski terbilang kolot, pengaktifan fitur notifikasi tersebut dinilai paling ampuh untuk mencegah nasabah menjadi korban skimming.

Skimming adalah tindakan pencurian informasi kartu kredit atau debit dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu kredit atau debit secara ilegal. Skimming adalah salah satu jenis penipuan yang masuk ke dalam metode phishing.

Modus kejahatan kelompok penguras uang nasabah ini adalah menggunakan kartu ATM yang sudah digandakan atau di-skimming oleh kelompok hacker. Dengan kartu ATM palsu tersebut, pelaku pun leluasa menguras uang pemilik rekening melalui penarikan tunai, pembelian debet, dan penukaran valuta asing (Valas).

Reporter: Yayu Agustini Rahayu Achmud

Sumber: Merdeka.com

 

Cegah Skimming, Bank Jangan Sembarangan Sebar Data Nasabah

Lima Pelaku Skimming Ditahan Resmob Polda Metro Jaya
Petugas menunjukkan barang bukti pembobol uang dari mesin ATM dengan teknik skimming diperlihatkan petugas Resmob Polda Metro Jaya saat rilis di Jakarta, Sabtu (17/3). Kasus melibatkan empat WNA dan seorang WNI. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Kejahatan duplikasi kartu debit (skimming) terus terjadi. Pelaku skimming melakukan duplikasi data nasabah yang melakukan transaksi melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan kemudian membobol rekening nasabah.

Corporate Secretary PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Agus Susanto menjelaskan, untuk menghindari dari kejahatan skimming, kewaspadaan perlu dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu dari pihak nasabah dan dari pihak perbankan juga akan terus meningkatkan keamanan. 

"Untuk nasabah ya harus hati-hati saat menekan PIN di ATM terdekat. Jangan sampai terbaca dengan orang lain saat menarik atau melakukan setor tunai," jelas dia kepada Liputan6.com pada Senin (19/3/2018). 

Agus melanjutkan, nasabah juga harus waspada jika melihat ada keanehan pada mesin ATM. "Misalnya jika kartu ATM masuknya tidak mulus ke mesin ATM atau ada alat yang tak biasa di mesin ATM," tuturnya.

Untuk perbankan, Agus mengungkapkan pentingnya untuk hati-hati dalam berbagi data pada pelanggan atau nasabah bodong dalam transaksi sehari-hari.

"Kita perbankan punya data. Nah ini jangan sampai dibagikan ke sembarang orang. Misal, ada yang mengaku mau menjual rumah dan butuh dana kita, kita tidak bisa kasih ini sembarangan. Nanti data ini mereka pakai buat skimming rekening nasabah kita," ujarnya.

"Ya intinya perlu berhati-hati dari semua pihak. Dari nasabah dan juga perbankan sendiri," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya