Awas, Ini 7 Perilaku yang Buat Karyawan Gagal dalam Karier

Berikut ini perilaku-perilaku yang buat karyawan gagal dalam karier.

oleh Fitriana Monica Sari diperbarui 28 Mar 2018, 05:30 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2018, 05:30 WIB
stres
Ilustrasi stres (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bekerja dengan serius menjadi suatu keharusan bagi seorang karyawan agar jenjang kariernya di perusahaan tetap aman. Serius yang dimaksud tidak hanya dalam mengerjakan tugas, tapi juga bagaimana cara karyawan menjalin hubungan baik dengan atasan. Sebab atasan mempunyai hak mutlak untuk memutuskan hubungan kerja dengan para karyawan.

Apabila karyawan tersebut mempunyai perilaku-perilaku yang tidak disukai atasan, yang ada karyawan tersebut akan gagal dalam kariernya. Akibatnya, sudah dipastikan karyawan tersebut akan dipecat.

Dikutip dari cermati.com, berikut ini perilaku-perilaku yang buat karyawan gagal dalam karier.

1. Suka Menunda-Nunda Pekerjaan

Perilaku ini paling dihindari perusahaan mana pun. Tipe ini sulit diajak untuk berdiskusi dan bertukar pikiran karena yang ia tahu hanya satu kata yaitu “nanti”. Semua tugas yang diberikan kepadanya selalu ditunda sehingga penyelesaian tugas selalu melewati batas deadline.

Akibat sifatnya yang selalu menunda-nunda pekerjaan, tipe ini jadi rawan dipecat perusahaan. Selain itu, rekan kerja juga tidak mau bekerja sama dengan karyawan yang berperilaku seperti ini. Sebab hasil kerja yang didapat pasti tidak maksimal. (Baca Juga: Waspadai Uang Hilang di ATM, Lakukan Ini Hindari Penipuan Skimming)

2. Merasa Performanya Paling Baik

Bangga karena performanya baik dalam bekerja itu sah-sah saja. Namun, jangan merasa performanya paling baik. Orang yang merasa performanya baik biasanya menganggap dirinya “paling bisa” dalam melaksanaan tugas. Performa baik tersebut membuat dirinya meremehkan kemampuan orang lain.

Orang seperti ini jarang memberi kesempatan kepada orang lain untuk berkarya. Padahal, kita tahu kalau mengerjakan tugas kantor itu harus secara teamwork. Kalau tidak bisa bekerja sama, pasti rawan dengan pemutusan hubungan kerja.

3. Miskin Ide dan Kurang Inovasi

Bosan kerja
Ilustrasi bosan kerja (foto: lifehack)

 Tidak hanya atasan saja, rekan kerja juga sangat risih dengan orang berperilaku seperti ini. Pola pikirnya stagnan di satu titik saja dan sulit untuk berkembang. Padahal, karyawan dituntut agar selalu bisa berinovasi dan mengeluarkan ide-ide cemerlang untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.

Kalau 30 persen karyawan yang bekerja di kantor berperilaku seperti ini, yang ada perusahaan tersebut tidak akan maju sampai satu dekade ke depan. Atau malah akan mengalami kebangkrutan karena kurangnya sinergi dari para karyawan.

4. Maksimal Bicara, tapi Minim Prestasi

Perilaku yang satu ini bisa dibilang kerjanya hanya omong besar. Tak ubahnya seperti peribahasa “Tong kosong nyaring bunyinya”, seperti itulah tipe yang satu ini. Yang ia tahu hanya bicara dan terus bicara tanpa adanya action alias tindakan nyata.

Bagaimana mungkin perusahaan mempertahankan seorang karyawan yang punya tipe ini? Perusahaan bukannya bertambah maju, melainkan rugi karena harus menyisihkan anggaran untuk membayar karyawan tipe nyaring ini. Daripada perusahaan rugi, lebih baik dipecat saja.

5. Kurang Inisiatif

[Bintang] Ilustrasi Kerja
Begini cara agar tubuhmu tetap aktif dan sehat meski kerja di belakang laptop. (Sumber Foto: PureWow)

Karyawan yang punya perilaku seperti ini akan bekerja kalau diperintah saja. Kalau tidak diperintah, ia lebih memilih untuk bersantai di kursi kerja. Padahal, waktu santai tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan lain. Atau setidaknya berinisiatif memikirkan ide-ide cemerlang.

Ingat, seorang karyawan harus kreatif saat bekerja. Kalau karyawan tidak bisa diandalkan, jangan heran kalau perusahaan mengajukan pemutusan hubungan kerja. (Baca Juga: Waktu yang Tepat Minta Bunga Cicilan KPR Turun)

6. Tidak Konsisten

Perilaku tidak konsisten melekat pada diri siapa pun, termasuk bos perusahaan. Namun, hindari sifat tidak konsisten yang terlalu berlebihan, terutama saat mengambil keputusan. Keputusan yang ditetapkan di perusahaan menyangkut masa depan perusahaan dan karyawan yang bekerja di dalamnya.

Apabila seorang karyawan bersikap tidak konsisten, pengambilan keputusan pasti membutuhkan waktu yang sangat lama. Bisa berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan.

7. Lebih Banyak Absennya ketimbang Hasil Kerjanya

Nongkrong di Kafe
Nongkrong di Kafe

Karyawan yang berperilaku seperti ini suka hilang-hilangan saat harinya bekerja. Sekalipun masuk, saat jam kerja berlangsung, ia malah tidak duduk di kursi kerja. Namun, memilih untuk keluyuran ke tempat yang ia sukai.

Karyawan dengan perilaku seperti ini sangat tidak produktif saat bekerja. Jadi tidak heran kalau karyawan dengan perilaku ini rentan dipecat perusahaan.

Jadilah Karyawan yang Produktif

Apakah Anda termasuk ke dalam salah satu tipe pekerja di atas? Sebelum terlambat, segera berubah. Tidak ada kata terlambat untuk berubah. Ingat, apa yang ditanam, itu yang akan dituai. Apabila Anda bekerja produktif, jenjang karier di perusahaan pun akan melejit. Masa depan pun akan terang benderang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya