Pesantren Berpotensi Dongkrak Ekonomi Syariah

Bank Indonesia (BI) mengharapkan dengan menyasar pesantren dapat meningkatkan keuangan syariah di Indonesia.

oleh Merdeka.com diperbarui 27 Mar 2018, 18:58 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2018, 18:58 WIB
(Foto: Merdeka.com/Dwi A)
Kepala Perwakilan BI Wiwiek Sisto (Foto:Merdeka.com/Dwi A)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menilai, pesantren saat ini berpotensi menjadi roda penggerak pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.

Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, Wiwiek Sisto Hidayat menuturkan, jumlah santri dan pesantren yang tersebar banyak di Indonesia dinilai akan mudah dikembangkan sehingga berkontribusi untuk industri keuangan syariah. Oleh karena itu, menurut Wiwiek perlu pendekatan ke pesantren sehingga meningkatkan ekonomi umat sehingga dongkrak ekonomi terutama syariah.

"Jangan salah pesantren itu punya potensi yang besar sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru di situ," kata Wiwiek saat ditemui di Komisi XI DPR RI, Jakarta, Selasa (27/3/2018).

Dengan begitu, dia berharap dengan menyasar ke pesantren-pesantren ke depan akan meningkatkan pertumbuhan perbankan dan ekonomi syariah di Indonesia.

"Nanti kaitannya dengan kalau dia pesantren itu dia bisa masuk ke dalam perbankan ya. karena dia santri biasa mereka akan mau masuk ke dalam perbankan dan juga syariah," ujar dia.

Akan tetapi, Wiwiek menuturkan dalam proses pendekatannya memang tidak mudah. Ini mengingat kebanyakan santri-santri dari pesantren yang menilai perbankan adalah salah satu kegiatan yang dikenal dengan riba.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Selanjutnya

Suku Bank Bank
Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Dengan begitu, pihaknya juga tidak berhenti terutama dalam mensosialisasikan perbankan syariah.

"Karena pesantren itu masih dikonotasikan dengan mereka melihat perbankan itu selalu berbicara tentang riba. Jadi harus kita sosialisasikan dan komunikasikan kepada santri-santri, sebetulnya bisa berhubungan dengan perbankan," jelas Wiwiek.

Berbekal pengalaman dirinya, untuk bisa masuk dan berkomunikasi lebih jauh kepada santri terkait dengan anggapan perbankan saat ini, menurut dia perlu menggandeng tokoh masyarakat yang berpengaruh seperti ulama.

"Pengalaman yang saya punya untuk bisa memberikan komunikasi kepada mereka itu kita harus bawa ulama yang memang berpengaruh di situ untuk memberikan penjelasan kepada mereka bahwa sebetulnya berhubungan dengan perbankan berhubungan dengan transaksi keuangan seperti tabungan memiliki kartu transaksi itu bukan suatu yang riba itu yang perlu dilakukan," tutur dia.

Upaya tersebut, sejauh ini menurut Wiwiek sudah dilakukan di beberapa tempat antara lain di Sulawesi Selatan dan Jawa Barat. "Dan ini sudah beberapa kami lakukan dibeeberapa tempat. Bagaimana kita mendekati pesantren itu sehingga dia bisa menerina bisa menjadi satu bagian dari Lembaga Keuangan Digital (LKD) itu dia bisa masuk kedalam proses," jelas dia.

Diketahui, sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar masyarakat Indonesia dapat menjadi motor penggerak ekonomi syariah. Menurut dia, potensi pembangunan keuangan syariah di Indonesia masih sangat besar untuk dikembangkan, mengingat mayoritas jumlah penduduk Indonesia adalah muslim.

 

Reporter: Dwi A.

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya