Rektor IPB Ingin Tiap Tahun 400 Startup Tercipta dari Alumni

Berikut ini bincang-bincang dengan Rektor IPB Arif Satria seputar manajemen keuangan pribadi dan karier untuk menjadi inspirasi Anda.

oleh Fitriana Monica Sari diperbarui 08 Apr 2018, 19:20 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2018, 19:20 WIB
20160122-IPB
Institut Pertanian Bogor (IPB).

Liputan6.com, Jakarta - Institut Pertanian Bogor (IPB) kini punya rektor baru, yakni Arif Satria. Arif Satria terpilih sebagai rektor IPB periode 2017-2022 pada November 2017 lalu dan dilantik pada pertengahan Desember 2017.

Arif dipilih melalui sidang Majelis Wali Amanat (MWA) IPB yang berjumlah 16 orang, termasuk Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, unsur senat akademik IPB, dosen IPB, mahasiswa IPB, dan masyarakat.

Sebelumnya, Arif adalah Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB dan menyandang Dekan termuda di IPB. Dan kini di usia 46 tahun, Arif memimpin kampus dengan belasan ribu mahasiswa dan ratusan akademisi.

Pengalaman Arif di kampus dan di luar kampus cukup lengkap. Sejumlah organisasi profesi bidang pertanian, kelautan, dan perikanan telah ia masuki dan jadi pengurus penting di sana. Bahkan sejak mahasiswa, Arif telah aktif sebagai pemimpin mahasiswa di senat kampus dan organisasi ekstra kampus.

Dalam pembuatan kebijakan, Arif juga berkontribusi dalam penyusunan peraturan dan perundang-undangan di bidang kelautan dan perikanan yang menjadi spesialisasinya. Antara lain dalam penyusunan Undang-Undang (UU) Perikanan No 31/2004, Revisi UU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Penyusunan Konsep Ekonomi Biru, dan sejumlah Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri.

Sebagai rektor baru IPB, Arif ingin membawa IPB menjadi kampus yang bisa berperan di era yang disebutnya penuh dengan turbulensi dan ketidakpastian. IPB ingin dibawa menjadi kampus yang terbuka bagi tumbuhnya kreativitas dan inovasi guna menggerakan perekonomian.

“Target saya ada 10 persen alumni IPB yang baru lulus, aktif di bidang wirausaha, ini sama dengan sekitar 400 startup baru,” terang Arif saat berbincang dengan HaloMoney.co.id, di kampus IPB, beberapa waktu lalu.

Bapak dua anak kelahiran Pekalongan, 17 September 1971 ini, dikenal sebagai sosok yang dekat dengan sesama dosen dan mahasiswanya. Selain itu, Arif juga dikenal sebagai pribadi yang penuh inspirasi, terbuka, dan motivasi di kalangan mahasiswa dan akademisi IPB.

Ini terbukti saat HaloMoney.co.id berbincang seputar kariernya di kampus yang dimulai dengan gaji sebesar Rp 200 ribu per bulan. “Kuncinya saat itu adalah kesabaran dan keyakinan,” jawabnya, mengingat masa-masa awal kariernya di dunia akademik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Program Unggulan

Startup
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Berikut ini bincang-bincang dengan Rektor IPB Arif Satria seputar manajemen keuangan pribadi dan karier untuk menjadi inspirasi Anda yang sedang menapaki karier sebagai profesional maupun merintis usaha, seperti dikutip dari situs perbandingan dan pengajuan produk keuangan HaloMoney.co.id.

1. Bapak termasuk rektor yang relatif muda, apa memang telah lama bercita-cita menjadi rektor IPB sejak jadi dosen di kampus?

Buat saya kalau soal muda itu relatif sebenarnya. Orang muda yang berpikirnya selalu ke masa lalu itu buat saya seperti orang tua. Orang tua yang selalu berfikir ke depan itu orang muda. Jadi, muda atau tua itu bukan suatu biologis tapi soal visi.

Soal direncanakan, sebenarnya tidak ada perencanaan secara khusus. Kita mengalir saja.

2. Syarat menjadi rektor harus jadi profesor sekian lama. Bapak jadi profesor sejak kapan?

Sekarang saya belum profesor. Aturannya memang bisa bagi yang belum profesor.

3. Apa program unggulan Bapak?

Masalah yang dihadapi kampus sekarang sudah berubah. Era sudah berubah. Ke depan adalah era yang penuh dengan ketidakpastian, turbulensi, sehingga diperlukan pendekatan-pendekatan yang berbeda. Kita cari peluang-peluang baru. Setiap zaman ada orangnya, dan setiap orang pada zamannya.

Harus ada sesuatu yang baru, yang kita kembangkan, dan menciptakan enterpreneur-enterpreneur baru. Itulah yang membuat kita ingin menciptakan start up-start up di bidang pertanian. Ada start up school, kita siapkan, sehingga ada talent mapping.

Tapi inputnya juga harus bagus, yang punya leadership kuat. Harapannya para ketua OSIS itulah nanti yang akan kita siapkan. Ada 160 kuota pada tahun ini yang kita siapkan untuk masuk ke IPB dengan jalur khusus.


4. Startup seperti apa yang ingin dikembangkan?

Startup
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Sebenarnya banyak, ya perikanan, peternakan, pertanian seperti benih, industri pengolahannya, maupun produk-produk pestisidanya.

5. Sejauh mana prosesnya?

Kita lagi proses dengan venture capital, dan kerja sama lainnya yang bisa men - support start up baru ini.

6. Targetnya ada berapa startup?

Targetnya 10 persen lulusan IPB bergerak di bidang wirausaha. Kurang lebih 400 orang. Kalau berkelompok, lima orang satu startup, beda lagi. Kalau per orang, berarti 400 startup.

7. Potensi bisnis startup pertanian memang cukup besar ya?

Bidang pertanian itu banyak macamnya, masing-masing punya potensi. Bidang bunga anggrek misalnya, suplai ke hotel-hotel itu bisnis juga.

Simak wawancara lengkapnya di blog HaloMoney.co.id.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya