DPR Angkat Bicara soal Manfaat Pembangunan Bandara Bali Utara

Anggota Komisi V DPR Bambang Haryo menilai, pembangunan bandara di utara Bali potensial.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 03 Apr 2018, 16:07 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2018, 16:07 WIB
Ground Breaking Bandara Internasional Bali Utara 28-29 Agustus
Peletakan batu pertama (Ground Breaking) North Bali International Airport (NBIA) akan dilaksanakan 28-29 Agustus 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) segera menerbitkan penetapan lokasi (penlok) Bandara Bali Utara.

Selain karena faktor alam, perekonomian Bali akan terangkat jika bandara ini segera dibangun. Bambang kurang setuju dengan rencana pembesaran Bandara Ngurah Rai. Sebab di selatan Bali, terdapat garis patahan Asia-Australia yang sewaktu-waktu mengguncang dan merusak sarana dan prasarana bandara.

"Ada tiga patahan di Jawa Bali, dan salah satu yang terbesar itu di selatan Bali. Maka waktu itu saya usulkan ke Kemenhub dan Angkasa Pura I untuk membangun bandara di utara, yang direncanakan di Buleleng," ujar dia kepada wartawan di Jakarta, Selasa (3/4/2018).

Bambang menuturkan, pembangunan Bandara Bali Utara sangat potensial. Pertama, daerah utara Bali lebih aman dari gempa ketimbang selatan karena dilindungi Gunung Agung. Kedua, jika terjadi letusan, biasanya sangat dipengaruhi arah angin, timur ke selatan atau barat ke utara.

 

Alternatif Bandara

Bentuk kesiapan Angkasa Pura I yaitu meningkatkan kapasitas Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dan melakukan pembangunan infrastruktur lima bandara milik Angkasa Pura I lainnya.
Bentuk kesiapan Angkasa Pura I yaitu meningkatkan kapasitas Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dan melakukan pembangunan infrastruktur lima bandara milik Angkasa Pura I lainnya.

Dengan dua bandara, Bambang menyebut salah satunya bisa dijadikan alternatif jika terjadi erupsi Gunung Agung. Lantaran bandara di Pulau Dewata harus selalu terjaga karena kebanyakan pelancong berasal dari mancanegara, dan Bali sering menjadi tempat kegiatan internasional.

Ketiga, lalu lintas di selatan Bali terlampau padat. Ia menyatakan,  pembangunan Bandara Bali Utara segera direalisasikan untuk menyeimbangkan pembangunan Bali selatan dan utara. Berdasarkan data yang ada, terdapat 41 ribu keluarga miskin di Bali utara.

"Kemenhub seharusnya sudah menentukan penlok, karena ini sudah direncanakan dari zamannya Pak Harto. Pesan saya ke Menhub atau Kabinet Jokowi, jangan dulu mengerjakan yang tidak prioritas," ujar dia.

Bambang juga menilai, pembangunan Bandara Bali Utara bisa diintegrasikan dengan pelabuhan yang erat kaitannya dengan logistik. Alhasil, truk-truk bisa dialihkan lewat utara dan volume jalan di selatan Bali bisa terurai.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menegaskan, Bandara Internasional Bali Utara segera dibangun. Luhut juga mengatakan bandara tersebut akan dibangun di darat. (Yas)

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya